Bima, Bimakini.com.- Hujan berintensitas tinggi yang mengguyur sebagian wilayah Kabupaten Bima sejak beberapa hari terakhir menyebabkan kerusakan sejumlah infrastruktur. Akibat hujan dan banjir, delapan jembatan yang menghubungkan jalan antara Kecamatan Sanggar-Tambora terputus. Kondisi ini menyebabkan akses jalan menju dua kecamatan terbarat di Kabupaten Bima tersebut lumpuh total.
Bahkan, kini sejumlah kendaraan roda dua yang melintas dikabarkan tertahan kerena berada di antara beberapa jembatan yang terputus.
Kepala Desa Kawinda Nae, Haedin H. A. Rahman kepada Bimakini.com melalui telepon seluler, Selasa (26/2), menyayangkan kerusakan tersebut karena jalan provinsi yang menghubungkan dua kecamatan tersebut baru selesai di-hotmix dan beberapa jembatan baru dibangun. Apalagi, merupakan jalan satu-satunya yang menghubungkan antara dua wilayah.
Katanya, jalan tersebut bisa mengurangi waktu tempuh warga dibandingkan harus melewati Calabai dan Dompu jika hendak ke Bima. “Sekarang kalau mau ke Bima, kita terpaksa liwat Calabai dengan waktu tempuh lebih lama sekitar dua jam,” ujarnya.
Haedin mengakui terputusnya jembatan sangat menyulitkan arus transportasi masyarakat. Apalagi, kini praktis bus yang melalui rute Sanggar-Tambora tidak bisa melintas dan membutuhkan waktu lama untuk perbaikan. Dikatakannya, terputusnya jembatan di wilayah pesisir Tambora tersebut bukan semata karena tingginya curah hujan, tetapi juga karena pembangunan jembatan yang tidak menyesuaikan dengan struktur tanah di lokasi tersebut.
Dijelaskannya, sebagian besar tanah di pesisir Utara Tambora berpasir sehingga mudah tergerus air, sehingga jika ingin membangun jembatan maka harus diperhatikan bentuk konstruksinya. “Kendala utama di Tambora adalah masalah tanah yang berpasir, sehingga fondasi jembatan mudah terkikis bila diterjang air,” ungkapnya.
Kejadian seperti ini, menurutnya terus terulang setiap tahun saat musum hujan tiba. Meski intensitas hujan tidak telalu tinggi, namun sejumlah jembatan mengalami kerusakan.
Warga setempat, Kurniati, mengaku sejumlah mobil tertahan karena berada di antara jembatan yang rusak. Rupanya, mereka melintas saat hujan dan ketika berangkat jembatan di depan mereka terputus. Nah, saat mau kembali mereka juga menjumpai jembatan yang dilintasi sebelumnya sudah putus. “Ada beberapa mobil yang tertahan, dan salahsatunya truk pengangkut kayu,” ujarnya melalui telepon seluler.
Menyusul kejadian itu, warga berharap agar Dinas PU segera membuat jalan darurat karena dengan struktur tanah berpasir dan areal terbuka, meski jembatan putus namun kendaran bisa melintasi sungai jika sudah mengering.
“Tinggal mengirim alat berat saja untuk menggusur tanah agar menjadi jalan darurat,” pungkas Iskandar, Sekdes Kawinda Toi. (BE.14)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.