Bagaimana ceritanya? Fahrul mengaku saat itu baru kembali dari Kota Bima, namun saat melintasi desa Talabiu tiba-tiba dicegat dua pemuda dan langsung mengarahkan panah besi. Sempat melawan dan langsung mengambil panah yang sudah diruncingkan mirip kail pancingan. Akibat kejadian tersebut tangannya terluka.
“Saya kaget, saya kendarai motor dengan kecepatan ringan, tiba-tiba dicegat terus muncul pemuda ingin memanah saya dari depan, tapi saya masih sempat melawan langsung pegang panah,” katanya.
Aksi kriminal dua oknum pemuda itu tidak sampai di situ. Mereka sempat memukul korban hingga beberapakali, sehingga memantik perhatian warga sekitar. “Karena mereka nggak berhasil memanah saya, mereka coba mukul saya. Tapi, untung ada warga yang cepat datang menolong saya. Warga langsung mengejar mereka,” cerita Fahrul di Woha, kemarin.
Diakuinya, selama ini tidak pernah memiliki masalah dengan siapapun, apalagi dengan warga Talabiu. “Nggak pernah ada masalah, saya ndak kenal mereka. Saya pernah keluar rumah karena baru pulang dari luar daerah,” katanya.
Aksi tersebut disesalkan sejumlah warga setempat. Insiden tersebut dikuatirkan meluas dan memantik reaksi dari keluarga korban walaupun tidak sampai merenggut nyawa. “Sangat kami sesalkan, ini sedikit tidak merusak citra Talabiu di wilayah luar. Kok masih ada yang pamer gaya-gaya preman,” ungkap Gafur, pemuda Talabiu.
Hal yang sama juga diungkapkan pemuda lainnya, Jaharuddin. “Sangat kami sesalkan, karena selama ini desa kami dikenal aman dan ndak pernah ganggu orang, apalagi yang Cuma sekadar melintas dengan kendaraan,” katanya. (BE.17)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.