KOMPETISI Pemilu Wali dan Wakil Wali Kota Bima semakin menghangat saja. Sudah tiga bakal pasangan calon yang mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum Kota Bima. Mereka ‘bersandi politik’ Sujud, Suri, dan Fersi. Diper¬kirakan bakal ada lagi tiga atau empat bakal pasangan yang meng-incar ‘kursi panas’. Itu berarti kom¬petisi politik bakal seru dan menjadi ujian berdemokrasi kita. Semakin banyak figur, akan semakin baik karena rakyat punya banyak pilihan.
Mengiringi momentum pendaftaran sejumlah bakal pasangan calon itu, kita mengharapkan suasana kondusif tetap terjaga untuk memungkinkan pesta demokrasi lancar dan sukses. Suatu lintasan sejarah yang akan menahbiskan paket pemimpin Kota Bima lima tahun mendatang. Kita berharap demikian. Kita sadar kompe¬tisi politik yang dihelat dalam suasana rawan atau kurang kondusif bisa memunculkan implikasi luas. Nah, Kota Bima mesti aman di posisi itu.
Selain itu, gaung gong politik yang kian kencang ditabuh ini menisca¬yakan kerja keras Panitia Pengawas Pemilu mengintip pergerakan siapa saja yang berpotensi menabrak aturan. Setidak¬nya, pada dua komponen, yakni tim pemenangan dan Pegawai Negeri Sipil (PNS). Seperti lazimnya, tim pemenangan selalu punya ‘krea¬tivitas’ untuk me¬wu-judkan keinginan politiknya, bahkan melalui berbagai cara. Dari pengalaman kompetisi sebelumnya, Panwaslu kita harapkan sudah punya semacam ‘peta kecen¬derungan penyimpangan’ berikut detail-detail rinci terhadap objek tertentu dan karena itu memerlukan teknis pengawasan ketat.
Selain itu, pergerakan para pejabat eksekutif atau PNS umumnya yang sengaja dilibatkan oleh tim tertentu atau memaksa diri terlibat dalam kegiatan politik praktis. Mereka ini memerlukan pengintipan khusus karena selalu muncul dalam setiap pergantian elit. Pertaruhannya jelas, jika yang didukung menang, jabatan sudah menari-nari di depan mata. Namun, kalau kalah maka siap-siap saja dengan hukuman politik dari kubu lain. Inilah tantangan bagi Panwaslu untuk melihat pergerakan mereka. Memainkan peran maksimal pada sisi dan irama yang lain. Laporan masya¬rakat pun diharapkan untuk men¬guatkan peran kontrol terhadap dinamika kompetisi ini.
Gong politik kian terdengar ken¬cang. Kita semakin memasuki areal kompetisi yang bakal mengurasi energi. Politik memang memiliki magnet tersendiri untuk menarik semua orang dalam kubangannya. Pada posisi itulah, masyarakat harus dicerdaskan agar tidak terbawa arus yang membodohkan. Semoga. (*)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.