Dompu, Bimakini.com.- Tiga warga Desa Nowa Kecamatan Woja Kabupaten Dompu , Ismail, Syarifudin, dan Adam Malik, menghilang selama empat hari setelah terbawa arus saat mengambil kacaha (sargasum). Peristiwa itu terjadi di laut Selatan Desa Maci Terano atau sebelah Selatan laut Ria Kecamatan Woja. Saat ini, mereka dirawat di RSUD Dompu.
Mereka tiba-tiba menghilang dan tidak ada kontak dengan pihak keluarga selama empat hari. Menurut warga setempat, beberapa anggota keluarga mencoba mencari korban. “Setelah empat hari tidak ada kabar berita, baru ada telepon dari Rompo Bima,” ujar Ahmad, keluarga korban, Rabu (27/2).
Saat mencari, katanya, mereka menyusuri beberapa tempat di laut Selatan yang biasa dijadikan tempat mengambil kacaha. “Kami baru lega setelah diberitahu oleh nelayan Rompo Bima,” ujarnya.
Saat itu, katanya, hari Jumat sore mereka menggunakan perahu motor milik Ismail menuju laut Selatan untuk mengambil kacaha. Sesampai mereka di sana tiba-tiba terjadi angin besar diikuti ombak besar. Perahu motor yang mereka tumpangi rusak, pipa olinya bocor sehingga menyebabkan mesin mati. Lalu mereka menurunkan jangkar agar perahu tidak terbawa ombak.
Namun, sial tali jangkar sepanjang kurang lebih 70 meter itu tidak sampai di dasar laut, sehingga perahu dibawa arus laut. “Tali jangkar tidak mampu sampai ke dasar laut,” ujar Ismail.
Mereka pun tidak bisa berbuat banyak. Perahu mereka terus di bawah arus semakin ke dalam dan sampai pada malam hari karena kecapaian terombang-ambing gelombang, mereka pun tertidur. Setelah pagi hari bangun mereka kaget sudah jauh sekali meninggalkan lokasi awal. “Kami terus terseret arus sampai ke dalam lautan luas,” ujarnya.
Setelah dua hari di atas perahu, ceritanya, mereka pun sepakat meloncat membawa jiregen dan papan untuk sandaran tubuh. Sebelum turun, mereka menghabiskan makanan yang tersisa di perahu.
Kata Adam Malik, seandainya tetap di atas perahu, ditakutkan terus terseret sampai ke laut lepas. Selama dua hari di atas air, mereka mulai merasakan kedinginan dan lapar. “Kita juga sempat digigit ikan hiu,” ujarnya.
Katanya, sempat mencoba memakan sarung yang dibawa, namun baru sedikit sudah mual dan mau muntah. Itu terpaksa dilakukan karena lapar. Hari keempat kaget karena terdampar di pulau kecil atau nisa di dekat Rompo. Ada seorang nelayan yang menemukan. “Kami ditemukan oleh nelayan,” ujarnya.
Adhar, keluarga korban, mengatakan untuk mencapai lokasi tempat terdampar, harus melalui perjalanan laut selama 24 jam, Namun, ada juga kedua korban lewat darat dari Rompo Bima menggunakan bus. “Alhamdulilah mereka mampu bertahan dan selamat,” ujarnya. (BE.15)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.