Bima, Bimakini.com.- Pihak Kepolisian telah mengembalikan sepeda motor jenis Supra X EA 5179 SG yang digunakan almarhum Bahtiar, korban terduga teroris asal Desa Timu Kecamatan Bolo Kabupaten Bima. Namun, keluarga memertanyakan uang yang disimpan almarhum didalam jok sepeda motor senilai Rp10 juta sudah tidak ada.
Juru bicara keluarga, Firman, mengatakan berdasarkan pengakuan istri almarhum, Nur Aini, selama ini Bahtiar memiliki kebiasaan menyimpan uang tabungan hasil jualan roti, keuntungan maupun uang lainnya di jok motor. Nah, seingat keluarga sepekan terakhir sebelum kejadian almarhum sempat mengambil uang arisan sebesar Rp10 juta.
Uang itu, kata Firman, diketahui persis oleh istrinya disimpan di jok motor bersama uang lainnya. Namun, saat pengembalian sepeda motor oleh Kepolisian di jok uang tersebut sudah tidak ada sedikit pun, yang tersisa hanya ada dua kantung plastik kosong dan topi yang biasa digunakan almarhum saat pergi berjualan roti. Hal itu yang mengundang pertanyaan keluarga.
Meski begitu, keluarga telah mengikhlaskan apabila telah hilang atau digunakan oleh orang lain. Padahal, sewaktu menemui Mabes Polri di Jakarta dijanjikan akan mengembalikan semua barang bukti milik Bahtiar, walaupun tidak disebutkan berikut uang di jok motor.
Selain itu, terang Firman, Mabes Polri juga berjanji akan merilis dasar penembakan almarhum dan melalui Tim Khusus akan disampaikan kepada pihak keluarga. Namun, hingga kini belum ada rilis yang dijanjikan Mabes Polri.
Setelah pengembalian sepeda motor, terangnya, pihak keluarga kembali didatangi utusan Kepolisian yang menyampaikan permohonan maaf atas tewasnya almarhum Bahtiar. Namun, saat itu istri almarhum tidak menyampaikan apa-apa.
“Lewat kesempatan ini, istri almarhum telah menerima permohonan maaf Kepolisian, meski hingga kini belum diketahui dasar penembakan yang menewaskan almarhum,” ujar Firman kepada wartawan, Senin, di kantor DPRD Kabupaten Bima.
Selain meminta maaf, kata Firman, istri almarhum mengaku bahwa pihak Kepolisian berkeinginan memberikan santunan uang kepada keluarga, tetapi saat itu menolak. Alasannya, karena tidak membutuhkan uang tersebut, apalagi tidak ada hajatan doa maupun tahlilan yang digelar. (BE.20)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.