Kota Bima, Bimakini.com.- Hentikan konflik dan jangan terprovokasi, selesaikan masalah dengan landasan keimanan, bukan nafsu. Demikian saran Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bima, Drs. HM. Taufiquddin Hamy, kepada kelompok warga Kelurahan Penaraga dan Penatoi yang kini terlibat konflik hingga menyebabkan jatuh korban.
Dia meminta agar tidak mudah terprovokasi terhadap segala persoalan yang memicu munculnya konflik satu umat. Ketegangan dua bertetangga itu disayangkan, apa lagi jika itu dilakukan sesama umat Islam. Dalam menyelesaikan masalah, masyarakat harus lebih mengutamakan keimanan ketimbang nafsu, sebab identik dengan syaitan. Masyarakat harus lebih dewasa menghadapi dan menutaskan masalah, tidak membangun dendam dalam diri karena mengakibatkan munculnya penyakit hati. Selain itu, menyerahkan segala persoalan kepada Allah dan pihak Kepolisian untuk menanganinya secara hukum.
“Kita tidak boleh pecah-belah dan mudah terprovokasi yang berakibat meluasnya masalah yang berujung pada pertumpahan darah. Jika kita saling menumpahkan darah itu sangat dibenci oleh Allah,” ujarnya Senin (4/2) di Dekretariat MUI Kota Bima.
Katanya, seharusnya masalah itu tidak terjadi karena mengganggu kenyamanan dan ketenangan dalam kehidupan bermasyarakat. MUI sudah mengambil langkah-langkah untuk pendekatan dan pembinaan melalui siraman ruhani kepada dua belah pihak untuk meredam persoalan yang sempat memanas. “Kami akan lakukan pendekatan dan pembinaan kepada kedua Kelurahan itu, kita ini adalah keluarga, satu rumpun kita tidak perlu saling bermusuhan. Saat ini yang kita pikirkan adalah bagaimana kita bisa hidup dengan bahagia dan ibadah kita nyaman, tidak perlu kita harus saling bermusuhan,” ujarnya.
Dikatakannya, MUI juga akan berkoordinasi dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Bima, Kepolisian, tokoh agama (Toga), tokoh masyarakat (Toma), dan pemuda untuk pembinaan dalam rangka meredam emosi. Islam sangat membenci permusuhan, apalagi sampai pertumpahan darah, Islam adalah agama yang mengajarkan kedamaian dan rahmat bagi semesta alam.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bima, Anwar Arman, SE, menyayangkan terjadinya keributan pemuda dua kelurahan itu. Dia menginginkan masyarakat Kota Bima tetap aman dan damai, jauh dari perilaku buruk yang berdampak pada putusnya hubungan silaturahim.
Dia mengharapkan persoalan itu bisa secepatnya diselesaikan untuk mengantisipasi munculnya atau membiasnya persoalan. Anwar mengimbau masyarakat Kota Bima mengedepankan norma agama dalam menyelesaikan masalah di atas kepentingan hawa nafsu. (BE.18)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.