Connect with us

Ketik yang Anda cari

Peristiwa

Pengawas Kopi Tambora Ancam Membiarkan Kavling Lahan

Bima, Bimakini.com.-  Keterlambatan Dinas Perkebunan (Disbun) Kabupaten Bima mengirim beras dan gaji karyawan kebun kopi Tambora yang sudah berlangsung lebih dari dua bulan, direaksi oleh petugas pengawas, Soeparno. Dia  mengancam akan membiarkan masyarakat menguasai dan mengavling lahan pemerintah tersebut.

Hal ini, katanya,  terpaksa akan dilakukan karena pemerintah tidak serius  terhadap nasib 47 karyawan di perkebunan tersebut. Padahal, kondisi ini sudah berlangsung lebih dari tujuh tahun sejak kebun tersebut diambil-alih pemerintah dari PT Banyu Aji.
    Menurut Soeparno, selama tujuh tahun karyawan selalu mendapat kiriman beras dan gaji terambat, padahal para pekerja tersebut sangat membutuhkannya dan harus mengutang dahulu. Saat ditanya, Disbun selalu beralasan terkendala administrasi. Meski sudah berulangkai mengirim protes, namun selalu saja tidak ada penyelesaian, sedangkan para pegawai selalu memintanya bertanggung jawab.
Katanya, dirinya selau  dikecam para pegawai jika terjadi keterlambatan pengiriman beras dan gaji. “Kini saya tidak lagi bisa bersabar dan menolerir  kinerja Dinas Perkebunan. Saya akan membiarkan saja warga yang ingin menguasai tanah kebun di Tambora,” ujarnya melalui  telepon seluler, Rabu (13/2). 
Diakuinya, upaya untuk memberikan pemahaman karyawan sedah  dilakukannya, namun karena ini masalah sudah sering terjadi karyawan  tidak bisa diajak bersabar lagi. Dia juga mengharapkan Pemkab Bima sesekali melihat langsung kondisi para pegawai yang kondisinya tidak terurus. Banyak mereka yang keluar karena kelaparan dan harus mencari penghasilan tambahan.
“Bayangkan, beras  dan gaji tiga bulan baru dibayar, sementara mereka tinggalnya di gunung,” ungkapnya. 
Kini rumah-rumah pegawai yang dulu terletak pada satu kompleks sudah mulai kosong dan reyot, karena tidak lagi ditinggali. “Jangankan untuk perbaiki fasilitas rumah pegawai, beras dan gaji mereka yang tidak seberapa saja pemerintah tidak peduli,” ujarnya.
Katanya, saat pegawai kini hendak menguasai tanah perkebunan tersebut, akan membiarkan saja. Pemerintah tidak serius mengurus nasib para karyawan dan membiarkan mereka mati kelaparan. “Daripada mereka mati kelaparan, saya biarkan saja mereka menguasai lahan. Saya  siap bila karena tindakan tersebut dipecat  dari pekerjaan,” katanya.
    Sebeperti yang diberitakan sebelumnya, Kepala Disbun Kabupaten Bima, Ir.  Heru Priyanto, mengaku keterlambatan pengiriman karena masalah birokrasi dan adminsitarasi yang belum rampung. Dia juga mengatakan penanganan kebun Kopi Tambora akan diserahkan pada pihak ketiga.
Dalam beberapa hari ke depan, Disbun akan menyurvai dengan pihak ketiga yang ingin mengelola kebun kopi Tambora itu. (BE.14)    

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait

Hukum & Kriminal

Bima, Bimakini.- Program bedah rumah di Desa Oi Bura Kecamatan Tambora, Kabupaten Bima disoalkan oleh anggota kelompok penerima bantuan. Dana bersumber dari Dinas Sosial...

Opini

Oleh: Fika Septiandari Percayakah anda, kopi sachet yang biasa akan biasa di minum itu berasa dari kopi berkualitas rendah? Coba perhatikan baik-baik ! Harga...

Ekonomi

Bima, Bimakini.- Hasil hutan bukan kayu (HBK) seperti hasil tanaman kopi yang dikelola warga  pada hutan tutupan Negara di Dusun Kawae Desa Maria Utara Kecamatan...

Peristiwa

Bima, Bimakini.- Bagaimana kondisi sektor pertanian setelah banjir bandang melanda wilayah Kabupaten Bima pada Minggu (26/3) sore lalu? Lumayan parah! Berdasarkan laporan sementara dari...

Peristiwa

Bima, Bimakini.- Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Bima, Kamis (9/3/2017) memantapkan persialan untuk pelaksanaan event Bike Camp dan Trabas jelajah Tambora. Persiapan kegiatan itu dengan...