Dompu, Bimakini.com.-Masyarakat Pulau Bajo Desa Kwangko mengaku budidaya rumput laut tahun ini menurun drastis bila dibandingkan tahun sebelumnya dalam bulan yang sama. Mengapa? Menurut warga setempat, pemicunya karena faktor alam yang terkadang sulit diprediksi. “Warga yang menanam rumput laut tahun ini benar-benar turun sangat drastic,” ujar Ola, warga setempat, Minggu.
Katanya, penyebab utama tidak adanya warga yang menanam rumput laut pada awal tahun 2013 ini karena kondisi alam. Ketika tanaman rumput laut berumur beberapa minggu, tiba-tiba diserang banjir sehingga terjadi kerontokan. Rumput laut milik waega rontok dan tidak ada yang bisa dipanen,” ujarnya di Kwangko seraya menunjuk lokasi yang biasa digunakan warga setempat untuk menanam rumput laut terlihat kosong.
Hal senada juga diakui Mansyur, warga setempat. Dia kecewa terhadap kondisi alam yang tidak bersahabat tersebut. Tanaman rumput laut yang dimilikinya juga terkena banjir beberapa waktu lalu, campuran banjir yang meluap ke laut itulah yang menyebabkan tanaman rumput laut rusak dan tidak bisa dipanen. “Tahun ini betul-betul kita merugi,” ujarnya.
Dia menambahkan biasanya di lokasi depan perkampungan Pulau Bajo itu dipenuhi tanaman rumput laut milik warga, tetapi sekarang terlihat kosong. Kalaupun ada tanaman rumput laut yang bertahan, itu sangat sedikit.
Keluhan yang sama juga muncul dari Sahrullah, warga Dusun Lara Desa Nanga Tumpu. Dia mengakui tanaman rumput lautnya rusak dan terkena penyakit rontok. Sekarang belum memikirkan untuk menanam kembali. Kalaupun menanam lagi, menunggu dahulu kondisi alam atau air laut tenang. Biasanya waktu paling cocok adalah bulan Mei-September.
“Kita tunggu dahulu saat mulai musim kemarau,” ujarnya.
Dia mengaku merugi karena tanaman rumput lautnya diserang penyakit rontok. (BE.15)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.