Bima, Bimakini.com.- Kekuatiran gagal panen yang dirasakan petani di Kecamatan Soromandi Kabupaten Bima, benar-benar terjadi. Karena intensitas hujan yang sempat terhenti bulan lalu, kini petani setempat gagal panen dan mengalami kerugian antara Rp3 juta hingga Rp7 juta.
Petani asal desa Punti Kecamatan Soromandi, Ismail, mengaku gagal panen gara-gara hampir seluuh tanaman padi yang ditanam di lahan tegalan miliknya mati. Hal serupa juga dialami hampir seluuh petani di desa setempat dan desa lain. “Hampir seluruhnya mati, yang hidup kurang dari separuh. Itu pun belum tentu sampai panen nanti, karena sudah banyak yang mati gara-gara hujan berhenti,” katanya di Soromandi, kemarin.
Diakuinya, kerugian jutaan rupiah itu dihitung dari harga bibit padi, obat-obatan, pupuk dan biaya tanam dan pemeliharaan lainnya. Kendati demikian, Ismail bersyukur tahun ini bisa maksimal panen kacang tanah, meskipun hasilnya tidak seberapa bila dibandingkan seandainya tanaman padi bertahan hingga masa panen.
“Kalau sekarang hanya bisa panen kacang saja, kalau padi hampir semua mati, sudah layu warna kecoklatan,” ungkap Kaur Desa Punti ini.
Hal sama juga diungkapkan petani asal desa Bajo, Didi Hidayat. “Kalau dihitung yang bisa dipanen nanti mungkin kurang dari 2/3 areal tanam, karena banyak yang mati, tapi untung-lah bisa terobati dengan bisa panen kacang,” katanya.
Diakui alumnus STKIP Bima ini, hal yang sama juga dialami petani lainnya di Kecamatan Soromandi. Umumnya, lebih dari separuh tanaman padi pada setiap lahan milik petani, mati karena pasokan hujan sempat terhenti.
“Saya sempat tanya-tanya kepada petani lain, ternyata mereka juga rugi, karena rata-rata padi yang ditanam mati, apalagi kita di Soromandi hanya mengandalkan lahan tegalan,” katanya.
Dihubungi terpisah, petani asal Donggobolo Kecamatan Woha, Hendra Wahyudi, mengaku intesitas hujan yang terhenti sejak Februari lalu tidak memengaruhi petani setempat. Karena umumnya menggunakan pompa sawah. “Kalau kita nggak ada masalah, alhamdulillah semua tanaman aman-aman saja walaupun sempat hadapi masalah pupuk. Bulan kemarin kita antisipasi jeda hujan dengan memakai pompa air, jadi tetap teraliri,” ungkap Ketua Gapoktan Desa Kuta Lambitu yang juga memiliki lahan di Kecamatan Woha ini. (BE.17)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.