Connect with us

Ketik yang Anda cari

Ekonomi

Harga Cabai Meroket Ibu Rumah-Tangga Kelabakan

Kota Bima, Bimakini.com.-  Satu lagi kebutuhan dapur saat ini yang harganya ‘meroket’ selain bawang, yakni cabe. Sejak sebulan terakhir, harganya terus merangkak naik. Menurut pengakuan ibu rumah-tangga (IRT), harganya sudah menembus Rp60 ribu per kilogram.

Mahalnya harga tersebut menyebabkan IRT terpaksa ‘gigit jari’. karena tidak mampu menjangkau.
Bumbu dapur ini memang terbilang tidak pernah absen dari kebutuhan masak-memasak setiap hari. Apalagi, bagi masyarakat pencinta selera pedas. Bagi mereka semua masakan tidak akan enak tanpa cabai sebagai pelengkap. Untuk itu, kelangkaan cabai saat ini sangat meresahkan mereka.
IRT asal Kelurahan Penaraga, Dewi, mengaku melonjaknya harga cabai sudah dirasakannya sejak tiga pekan terakhir. Beberapa waktu lalu, masih bisa mendapati cabai yang dijual di pasaran seharga Rp10 ribu per kilogram. Namun, saat ini tidak ada lagi yang menjual harga cabai dibawah Rp30 ribu.
     “Waktu saya tanya keliling di pasar, harga cabai sudah dijual di atas harga 30 ribu rupiah. Bahkan, cabai yang cukup bagus kualitasnya bisa dijual mencapai harga 60 ribu rupiah per kilogram,” ujarnya di Penaraga, Minggu (24/3).
      Dia berharap harga kebutuhan dapur tersebut segera kembali stabil, sehingga anggaran belanja bisa dihemat lagi dan aktivitas masak bisa bisa normal. Sebab, tanpa bumbu cabai tidak merasakan enak semua makanan.
     Hal senada disampaikan IRT lainnya, Asmawati. Wanita satu anak asal Kelurahan Rontu ini berharap pemerintah melalui Dinas terkait mengawasi peredaran dan penjualan sejumlah kebutuhan dapur di pasaran. Seperti, bawang, tomat, dan cabai yang saat ini harganya sedang ‘melangit’.
     “Kalau tidak diawasi kuatirnya ada penjual nakal yang sengaja menaikan harga. Terus-terang kita tidak mampu menjangkau harga cabai yang mahal seperti saat ini,” ujarnya.
      Sementara itu, harga cabai kecil di sejumlah pasar di Kabupaten Nunukan Kaltim sepekan terakhir mencapai Rp80.000 per kilogram.
    Taming, penjual cabai kecil di Pasar Yamaker, Minggu, mengaku akibat kurangnya stok cabai kecil sejak seminggu terakhir harga kembali mengalami kenaikan hingga Rp80.000 per kilogram. “Harga naik lagi karena cabai kecil sangat kurang sekarang dijual,” ujarnya.
      Cabai kecil yang dijualnya akhir-akhir ini merupakan hasil panen petani Kabupaten Nunukan sendiri dan baru saja dipetik, kata Taming. Kelangkaan cabai kecil tersebut, katanya, akibat tidak adanya pasokan dari Sulawesi Selatan (Sulsel).
      Ia memperkirakan harga cabai kecil akan mengalami penurunan pekan depan setelah ada pasokan dari Sulsel.
“Kemungkinan minggu depan harga (cabai) turun lagi. Karena besok kapal masuk lagi dan katanya membawa puluhan ton cabai kecil dari sana (Sulsel),” ujar Hj Norma, pedagang bumbu masak di Pasar Inhutani, Minggu.
     Hj. Norma juga mengatakan, stok cabai kecil saat ini sangat kurang dan persediaan yang dijual adalah cabai asal Tawau Malaysia yang warnanya hijau atau masih mentah.
     Cabai asal Tawau tersebut dijual dengan harga Rp65.000 per kilogram atau tidak mengalami kenaikan dari harga sebelumnya, sebutnya.
     Kemudian pedagang bumbu masak lainnya di Pasar Inhutani, Lia menyebutkan, harga cabai kecil yang dijual secara eceran mencapai Rp80.000 per kilogram. Menurut dia harga tinggi disebabkan ketersediaan cabai kecil saat ini kurang karena tidak ada pasokan dari Sulsel.
    “Cabai yang saya jual ini dari Nunukan sendiri bukan dari Sulawesi (Selatan). Tapi besok cabai dari Sulawesi sudah datang lagi jadi kemungkinan harga bisa turun sampai Rp35.000 per kilogram,” ujar Lia. (BE.20/ant)

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait

Opini

Oleh : HM Nasir Ali Sudah sepekan almarhumah Hj Siti Jubaidah H Jafar, meninggalkan suami tercinta HM Ali Ibrahim dan ketujuh anak-anak yang dilahirkan...

Hukum & Kriminal

Bima, Bimakini.- Tiga warga Desa Sanolo, Kecamatan Bolo, sekaligus simpatisan atau pendukung Cakades nomor urut 4, Usman yang biasa disapa Dae Papua melaporkan kasus...

Ekonomi

Bima, Bimakini.- Harga kebutuhan pokok di Pasar Sila di bulan suci Ramadan tidak stabil. Seperti halnya harga tomat, cabai merah, kol dan lainnya. Kadang...

Hukum & Kriminal

Monta, Bimakini.com.- Bentrok antara kelompok warga kembali terjadi di Kabupaten Bima.  Kali ini melibatkan kelompok warga Desa Tolouwi dan Desa Sondo Kecamatan Monta, Sabtu...

Politik

Bima, Bimakini.com.- Gerakan Masyarakat Pemilih Cerdas (Gema-Pis) dan Rumah Cita terus gencar melakukan kegiatan untuk mendorong partisipasi pemilih. Termasuk kalangan pelajar di SMAN 1...