Connect with us

Ketik yang Anda cari

Dari Redaksi

Mengadu Kualitas

pasangan calon wali dan wawali Kobi

Tujuh pasangan calon Wali dan Wakil Wali Kota Bima sudah ditetapkan, berikut nomor urut mereka. Itu berarti kepastian identitas mereka semakin lengkap. Tinggal bagaimana memaksimalkan  upaya untuk meraih suara rakyat pemilih. Hari-hari ke depan, suasana perpolitikan daerah akan semakin menghangat. Semoga saja bukan dipicu intrik-intrik kotor, kampanye hitam, atau fitnah. Tetapi, terbangunnya suasana kompetisi sehat dan bermoral yang menguji kualitas dan kapasitas para calon.

Di antara sekian buncahan harapan publik, ada satu poin yang layak didengarkan. Yakni mereka bisa beradu program terbaik ketika bertatap muka dengan masyarakat. Para calon pemimpin saatnya membudayakan politik sehat melalui penawaran program yang terukur, terarah, dan bisa direalisasikan.  Tidak muluk-muluk. Dengan kata lain, impian boleh saja melangit, tetapi pijakan kaki harus tetap membumi. Kalau pun berani membungkusnya dalam paket kontrak politik tertulis. Hayo, siapa yang berani?
     Dari adu program itu, publik bisa membaca kemana gerangan gerbong kota ini dibawa. Apakah melewati jalur umum (konvensional) yang selama ini dilalui, ataukah ada rute zig-zag yang sedikit membutuhkan ruang, tetapi lebih menjanjikan hasil. Apakah melewati jalur alternatif yang telah disiapkan dengan cara memangkas alur dan peta wilayah, tetapi jaminan gerbong aman dan tidak ada ‘peralatan yang hilang’ di tengah jalan.
Selain itu, ada satu lagi harapan publik yang sempat menyembul ke permukaan, beberapa waktu lalu. Para calon diuji kemampuan mengaji-nya. Sebagai Muslim, itu syarat yang sejatinya ada dalam diri seseorang. Aspirasi ini selayaknya dijadikan poin penting oleh Komisi Pemilihan Umum Kota Bima sebagai persyaratan yang harus dilalui, tetapi tidak menggugurkan jika memang ada yang gagap mengaji. Serahkan saja penilaian kualitas suara dan bacaan mereka kepada masyarakat pemilih. Soal mengaji ini pula selayaknya dicantumkan saat pemilihan kepala desa.   
Memang, kemampuan seseorang menjual ide dan gagasan dalam bungkusan program tidak sertamerta menunjukkan kapasitasnya. Demikian juga dengan mengaji. Lebih dari itu, setelah adu program dilewati dan kualitas mengaji dipuji, sisi yang menentukan lagi adalah kesatuan gerak dalam  tindakan nyata. Paling tidak, ada upaya seleksi yang telah dilakukan untuk menguji dini kemampuan para calon yang ingin melenggang ke kursi kekuasaan. (*)

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait

Politik

Kota Bima, Bimakini.com.- Peningkatan kualitas Pemilu ikut dipengaruhi oleh media. Sosialisasi melalui media cukup efektif dalam mencerdaskan pemilih. Penilaian itu disampaikan oleh Ketua Komisi...

Pendidikan

Bima, Bimakini.com.- Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Madapangga Kabupaten Bima meraih juara pertama dalam  lomba Cerdas-Cermat Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara tingkat...

Opini

Oleh: Andi Admiral Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) atau Pilkada bagi masyarakat Indonesia tentu bukan “sesuatu” yang baru.Demikian pula bagi masyarakat NTB, pengalaman berdemokrasi...

Pendidikan

Bima, Bimakini.com.-Jajaran pendidikan di Kecamatan Lambitu Kabupaten Bima berkomitmen meningkatkan kualitas siswa pada setiap jenjang pendidikan. Apalagi, saat ini fisik bangunan sekolah sudah lebih...

Pendidikan

Bima, Bimakini.com.-Jajaran Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Bolo berkomitmen meningkatkan kualitas akademik, seperti penjaringan siswa untuk kegiatan olimpiade. Bidang akademik telah banyak menorehkan...