Kota Bima, Bimakini.com.-Kasus video mesum yang melibatkan warga Kota Bima dan oknum aparat hokum, disesalkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bima. Kasus itu merusak pencitraan Kota Bima dan jika pelakunya beragama Islam, itu merupakan cambuk dan aib bagi umat Islam.
Demikian dikatakan pengurus MUI Kota Bima, HM. Adnin, SQ, MPd.I, akhir pekan lalu.
Dia meminta pelaku bisa menunaikan taubat nasuha, sebab ada dampak bagi pelaku perzinahan karena tidak diterimanya amal ibadah oleh Allah. Video mesum itu merupakan gambaran moral dari pelaku dan tidak perlu dicontohi, karena perbuatan itu bisa memicu kemurkaan Allah. Tidak hanya itu, sikap semacam itu merupakan bukti kelemahan keimanan seseorang, karena iman bisa membentengi seseorang tidak berbuat nista.
Adnin menilai beredarnya vidio mesum itu merupakan cambuk, sekaligus pelajaran bagi orangtua agar lebih waspada terhadap pergaulan anak, mengawasi ketat anak untuk melindungi mereka dari kemaksiatan. Orangtua tidak selamanya memberikan kebebasan kepada anak, apalagi hingga lepas kontrol karena bisa berakibat pada merajalelanya perilaku anak yang tidak sesuai norma agama.
“Saya benar-benar menyayangkan adanya video mesum yang diduga pemerannya masyarakat Kota Bima. Ini cambuk bagi orangtua lebih waspada dan mampu mengontrol pergaulan anak agar tidak lewat batas,” ujarnya di sekretariat MUI Kota Bima.
Dikatakannya, pendidikan agama dan akhlak saat ini sangat diperlukan di tengah perkembangan zaman yang setiap saat menggoda ke arah kemaksiatan. Pendidikan agama jangan dianggap sepele, karena melalui pendidikan agama akan lahir akhlak yang baik sebagai modal sekaligus benteng bagi seseorang dalam menerima segala tantangan dunia yang makin menyesatkan.
Orangtua diimbau mengawasi dan menanaman pendidikan agama terhadap anak untuk menyelamatkan generasi agar tidak terjerumus kedalam lembah kemasiatan. (BE.18)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.
