Connect with us

Ketik yang Anda cari

Dari Redaksi

Pakta Integritas itu…

HM Qurais saat menandatangani Pakta Integritas

Rabu (20/3) lalu, sejumlah elemen masyarakat dan pemuda yang tergabung dalam Gerakan Masyarakat Pemilih Cerdas (Gema PIS) membentangkan kain putih sepanjang 108 meter di pinggir jalan Soekarno-Hatta. Di atas kain putih itu,  Pakta Integritas yang berisi dukungan  untuk Pemilu bersih dan berkualitas diteken.        Puluhan elemen terlibat dalam penandatanganan itu.

Sisi yang perlu dicermati adalah mereka merupakan komponen kaum muda yang merindui proses Pemilu bersih dan berkualitas, sehingga menjadi penyangga kehadiran pemimpin idaman. Proses berkompetisi yang demokratsi, jujur, dan adil. Mengharamkan politik uang atau kampanye hitam antarcalon. Impian pesta demokrasi yang dinikmati sebagai buah kebebasan pasca-tumbangnya rezim Orde Otoriter.
Sisi lainnya adalah dari delapan bakal calon, hanya dua orang yang meneken, yakni HM. Qurais dan HM. Natsir. Kemana yang lain? Semoga saja karena ada halangan yang tidak bisa ditunda dan ada agenda lain yang mendesak. Semoga pula tidak menggambarkan kegagapan respons para calon pemimpin terhadap ekspektasi publik.  Penekenan itu,  meskipun berupa aksi moral dan aksi simbolik, tetapi pesan luhurnya tinggi. Para calon selayaknya memberi porsi terhadap upaya berbagai kelompok menggalang dukungan untuk Pemilu berkualitas.
      Gagasan kegiatan itu mesti mampu ditangkap sebagai ekspresi kegundahan kaum muda terhadap praktik persaingan yang selama ini ditenggarai dikuasai libido politik tanpa batas. Jika dalam posisi itu, pada gilirannya akan melahirkan sikap menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan sehingga kualitas Pemilu dan pemimpin yang lahir dari ‘rahim’ seperti itu patut dipertanyakan.
   Kita berharap dalam kawalan banyak elemen masyarakat, Pemilu nanti lebih berkualitas dibandingkan periode sebelumnya. Kaum muda memang mesti berada pada garda terdepan dalam mengawal hinggar-bingar dunia politik yang sudah lama dipersepsi publik sebagai arena ‘tidak ada kawan sejati, yang ada hanya kepentingan’. Dunia yang juga dipenuhi intrik.
     Kaum muda sebagai komunitas penuh idealisme ditantang untuk membuktikan komitmennya mengawal proses demokrasi ini hingga tuntas.  Tidaklah berlebihan jika dikatakan, kepada kaum muda dan kelompok kritis lainnya kjta harapkan berani dan lantang meneriakkanpenyimpangan jika saatnya nanti ada. Kita tunggu bersama.  (*)               
 

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.
Advertisement

Berita Terkait

Politik

Bima, Bimakini.com.- Gerakan Masyarakat Pemilih Cerdas (Gema-Pis) dan Rumah Cita mengelar diskusi mimbar pemilih cerdas (smart voters) di aula Kantor Camat Woha, Sabtu (21/11/2015)....

Politik

Bima, Bimakini.com.- Hasil klarifikasi Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kabupaten Bima terhadap Camat Woha, Dahlan, akan direkomendasikan kepada Pj. Bupati Bima, Drs. Bachrudin, untuk kepentingan...

Politik

Bima, Bimakini.com.- Pakta Integritas bersama menerima hasil Pemilu Presiden dan Wakil Presiden ditandatangani saat acara Dialog Publik Pusat Studi Konflik Agama dan Budaya (PUSKAB)...

Politik

Bima, Bimakini.com.- Quick Cound (QC) adalah produk akademis yang ditujukan sebagai penyimbang atau pengontrol hasil kerja lembaga penyelenggara Pemilu. Masyarakat tidak perlu menunggu lama...

Pemerintahan

Bima, Bimakini.com.- Dalam sebulan, Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskemas) Bolo melayani hingga 1.000 pasien. Apalagi, jika musim  hujan, kunjungan biasanya melebihi kapasitas yang ada. Lantai...