Connect with us

Ketik yang Anda cari

Hukum & Kriminal

Bentrok, Belasan Warga Asakota Terluka

Kota Bima, Bimakini.com.- Dua kampung bertetangga yang masih satu kelurahan yakni, Melayu dan Lewi Jambu Kecamatan Asakota, Jumat (26/4) pagi terlibat bentrok. Akibatnya, belasan warga dari dua kampung dikabarkan terluka. Selain itu, sejumlah rumah warga yang berada di bantaran sungai pembatas kampung ikut rusak terkena lemparan batu.

Perkelahian antarwarga itu bukanlah yang pertama, karena sebelumnya juga pernah terjadi. Informasi yang diperoleh wartawan, pemicu perkelahian kali ini sama dengan sebelumnya, yakni berawal dari masalah hiburan malam organ tunggal yang digelar di Melayu.
Untung saja, sebelum keributan semakin meluas, dua pleton personel Kepolisian dari Polsek Asakota dan Polres Bima Kota cepat dikerahkan ke lokasi dan dipimpin Kapolres dan Kapolsek setempat.
Mereka berjaga pada perbatasan dua kampung dengan senjata lengkap, sehingga aksi saling serang menggunakan batu dan kayu berhasil diredam.
   Menurut informasi warga, bentrokan Jumat pagi merupakan kelanjutan perkelahian pada malam digelarnya hiburan organ tunggal. Namun, malamnya keributan berhasil dihentikan oleh aparat Kepolisian. Rupanya, keributan malam itu kembali berlanjut pada pagi hari lantaran berhembus isu ada warga Melayu yang dikeroyok.
     Akibat isu tersebut, warga dua kampung yang hanya yang dipisahkan sungai kecil itu kembali bentrok. Akibatnya, kerusakan rumah warga rusak dan korban luka bertambah. Hanya saja, belum diketahui pasti rincian jumlah korban luka dan rumah yang rusak akibat terkena lemparan batu. Masing-masing korban kedua kampung memilih berobat di rumah masing-masing.
      Warga Asakota, A. Latif, mengaku awal bentrok terjadi tidak lain lantaran masalah hiburan organ tunggal. Beberapa warga berbeda pendapat terhadap pelaksanaan acara itu. Ada kelompok yang meminta organ dihentikan dan ada yang ngotot meminta dilanjutkan.
     Katanya, perbedaan pendapat itu kemudian meruncing, sehingga menjadi pemicu bentrokan. Walaupun pada awalnya berhasil diamankan, namun kembali terjadi. Latif mengaku sebenarnya berharap kepada pihak kepolisian tidak memberikan izin lagi untuk acara organ tunggal. Masalahnya, selama ini bentrokan kedua kampung selalu dipicu oleh  acara seperti itu.
    ”Dari awal sebenarnya kita tidak sepakat adanya organ dan itu kita sampaikan kepada Polisi,” ujarnya.
      Kapolsek Asakota, IPTU Mulyono,SE yang dikonfirmasi mengaku, pada awalnya tidak memberikan izin acara tersebut. Namun, keluarga yang berhajat dan warga ngotot, hingga kemudian pada pukul 22.00 WITA memaksa diri menggelarnya. Walaupun tidak diizinkan untuk menjaga keamanan, pihaknya tetap menempatkan beberapa personel di lokasi. Namun, keributan tetap saja terjadi. (BE.20)

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.
Advertisement

Berita Terkait

Hukum & Kriminal

Bima, Bimakini.- Aliansi Pemuda Madapangga (APM) kembali memblokade jalan lintas Cabang Bolo, Kamis (30/7). Mereka masih kecewa dengan sikap polisi yang dianggap melakukan kriminalisasi...

Peristiwa

Bima, Bimakini.- Kelompok warga Desa Tolotangga, Kecamatan Monta dan Paradowane Kecamatan Parado, terlibat bentrok, Rabu (26/6). Terjadi saling lempar batu di halaman Kantor Camat...

Peristiwa

Bima, Bimakini.- Bentrok terjadi antara kelompok warga Dusun Tangga Baru dan Tanjung Baru, Desa Tangga Baru, Kecamatan Monta, Kabupaten Bima, Ahad (25/2). Tiga rumah...

Peristiwa

Bima, Bimakini.- Kasus dugaan penganiayaan terjadi di persimpangan Desa Talabiu Kecamatan Woha Kabupaten Bima, Senin (27/3) sekira pukul 18.30 WITA.  Oknum anggota Kepolisian Sektor...

Hukum & Kriminal

Bima, Bimakini.– Bentrok Desa Risa dan Dadibou Kecamatan Woha, Kabupaten Bima, akhirnya mulai ada korban. Mereka yang menjadi korban adalah Min  (30) warga Desa...