Connect with us

Ketik yang Anda cari

Dari Redaksi

Guyonan Politik

WARNA politik menyertai perjalanan Pemilu Wali dan Wakil Wali Kota Bima. Semacam rehat sejenak untuk mengendurkan urat syaraf yang menegang. Seperti yang ditunjukkan bentangan baligo di jalan Gatot Subroto Kelurahan Santi Kota Bima.   Ada calon “Wali dan Wakil Wali Kota Bima dengan nomor urut 8”. Mereka  adalah Jainudin dan Gufran, Ketua dan Sekretaris RT 01 RW 02 Kelurahan  Santi. Ada-ada saja…

Namun, ada pesan moral yang ingin sampaikan melalui baligo itu. Yakni “mohon jangan memilih kami, pilihlah sesuai hati nurani”. Pesan keduanya  sesuai dengan apa yang selama ini digaungkan oleh kelompok yang menginginkan proses Pemilu bersih, demokratis, dan aman. Hati nurani memang merupakan pijakan paling tepat untuk menjadi landasan memilih seseorang. Ketika mengabaikannya,  tidak saja merupakan pengkhianatan terhadap diri sendiri, tetapi jua sanga berbahaya bagi demokrasi dan impian bangunan peradaban. Jika diamati, mereka yang selama ini terkungkun dalam bilik penjara karena kasus korupsi adalah pribadi yang telah mengabaikan hati nurani sebagai landasan bekerja. Mereka mengikuti bisikan syaitan yang memang memiliki tugas pokok dan fungsi untuk menggoda manusia dari semua arah mataangin.
  Kita berharap, pesan-pesan moral seperti itu digalakkan untuk mewarnai pilihan sikap para pemilih. Jangan sampai pemilih terjebak rayuan  tim sukses yang ingin menukar dengan lembar-lembar rupiah. Ada yang mencurigai praktik kotor seperti itu seringkali ‘dihalalkan’ oleh kelompok tertentu untuk meraih kekuasaan.  Tindakan seperti ini mesti dicegah karena merupakan pintu masuk bagi  kekuasaan yang memabukan. Kekuasaan yang diraih melalaui cara-cara kotor mesti dicurigai sebagai  sinyal  gerak perbuatan ketika berkuasa dengan upaya mengembalikan ‘modal uang itu berikut bunganya’.
Jainudin dan Gufran telah mewakili suasana batin publik yang mengimpikan bahwa pilihan masyarakat jangan sampai salah. Kesalahan pengambilan sikap politik akan menyebabkan efek domino yang luas. Harapan kita adalah bagaimana masyarakat mengantar gerbong elit kekuasaan ini menuju kursinya melalui cara beradab dan bermoral. Machiavelli, politik adalah tentang meraih dan memertahankan kekuasaan! Tetapi, kita berharap para calon pemimpin Kota Bima jangan sampai melupakan fatsun politik. (*)

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.
Advertisement

Berita Terkait

Opini

Oleh: Ahmad Ada yang menarik dari Pilkada Kabupaten Bima. Keterlibatan kelompok yang mengatasnamakan dirinya Gerakan Masyarakat Pemilih Cerdas (Gema-Pis) dan Rumah Cita. Seperti diberitakan...

Politik

Kota Bima, Bimakini.com.- Eskalasi suhu politik prosesi Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) Kabupaten Bima, bukan saja dirasakan warga wilayah setempat. Tetapi, berimbas dan berpengaruh...

Politik

Bima, Bimakini.com.- Kampanye terbatas tahap  kedua di Kecamatan Langgudu,  Minggu (11/10/2015), dilakukan pasangan calon (Paslon) Bupati/Wakil Bupati Bima, Syafrudin- Masykur (Syukur). Didesa setempat, mereka...

Politik

Bima, Bimakini.com.-  Dugaan keterlibatan oknum PNS lingkup Pemkab Bima dalam politik praktis Pilkada Kabupaten Bima, mendapat atensi. Meski sebelumnya Pj. Bupati Bima, Drs.Bachrudin menegaskan...

Politik

Bima, Bimakini.com.-      Pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Bima, Bima, Indah Damayanti Puri-Dahlan  dalam upaya memajukan taraf ekonomi rakyat akan menggenjot pembangunan infrastruktur, pertanian, dan...