Connect with us

Ketik yang Anda cari

Peristiwa

MUI: Perbedaan Pandangan tentang Jihad masih Ada

Diskusi Puskab NTB

Kota  Bima, Bimakini.com.- Perbedaan pandangan tentang pemaknaan jihad masih saja terjadi. Jihad memiliki makna yang luas dari hanya soal perang. Namun, tindakan bunuh diri bukanlah jalan cara jihad. Hal itu dikatakan Ketua MUI Kabupaten Bima, H. Abdurrahim Haris, MA, saat Dialog Keagamaan dengan tema Rekonstruksi Makna Jihad; Ikhtiar menyebarkan Islam yang Rahmatan Lil Alamin, yang diadakan oleh Pusat Studi Konflik Agama dan Budaya (PUSKAB) NTB, Rabu (24/4).

Orang yang berjihad, kata dia, haruslah memiliki keimanan kuat. Jangan sampai lari di tengah jalan, dan memahami makna jihad itu sendiri. “Jihad sendiri hukumnya fardu ain, artinya wajib bagi setiap muslim. Ada jihad melawan hawa nafsu, melawan setan, orang kafir. Menuntut dan mengamalkan ilmu juga adalah jihad,” katanya.
Ketua Tim Pencari Fakta dan Rehabilitasi (TPFR) Bima, Hadi Santoso, ST, MM, mengatakan ketika menyentuh kata jihad, kerap kali dilekatkan dengan tindakan dan aksi terorisme. Negara-Negara Islam yang kaya sumberdaya alam, seperti minyak dikuasai. Radikalisme dan terorisme selalu diindentikkan dengan Islam.
      “Kasus Cebongan (pembunuhan tahanan oleh Kopasus, Red) mestinya dianggap tindakan terorisme,” ujarnya.
     Narasumber lainnya, Drs. Syech Fathurrahman, MA, mengatakan untuk dapat membangun kekuatan Islam, maka aspek perekonomian harus dibangun. Seperti halnya Cina mengalahkan Amerika dengan kekuatan ekonominya.
     Pandangan Syarif Ahmad, M.Si, narasumber pada acara itu, lain lagi. Katanya, sesungguhnya terorisme itu jauh dari nilai Islam. Teror tidak mesti disebut terorisme. Sikap arogansi Densus 88 dan BNPT membangkitken kecurigaan baru, apalagi banyak kasus tidak bisa dijelaskan.

Asisten I Setda Kota Bima, Syahrullah, SH, MH, mengapresiasi Diskusi yang digagas oleh PUSKAB NTB. Diharapkannya kegiatan ini dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat, khususnya umat Islam tentang makna jihad. Jangan sampai ada spirit jihad yang mengarah pada terorisme. “Jihad itu dikatakan juga melawan hawa nafsu. Termasuk menjaga nafsu dari keinginan untuk terus mendapatkan jabatan,” ujarnya.  (BE.16)

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.
Advertisement

Berita Terkait

Peristiwa

Mataram, Bimakini.-  Pimpinan Ponpes Abu Hurairah Mataram, TGH Fahruddin Abdurrahman prihatin dengan maraknya  hasutan, hujatan, hoaxs maupun ajakan untuk jihad. Apalagi ajakan jihad argumentasinya...

Peristiwa

Kota Bima, Bimakini.- Tabligh Akbar yang digelar di Masjid Agung Al-Muwahidin Kota Bima berlangsung meraih. Ribuan jamaah memadati masjid tiga lantai itu. Jamaah “dibakar”...

Peristiwa

Bima, Bimakini.- Kegiatan Tabligh Akbar bertema ‘Shalat Subuh Berjamaah dan Maghrib Mengaji Menuju Kejayaan Umat dan NKRI’ digelar di Masjid Agung Al-Muwahidin Kota Bima,...

Peristiwa

Bima, Bimakini.- Menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharram 1438 Hijriyah, Pengurus Hari-Hari Besar Islam (PHBI) Kecamatan Bolo menggelar Pawai Parade Tauhid, Jalan Sehat, dan...

Pemerintahan

Bima, Bimakini.com.-      Pemerintah Kabupaten Bima sudah menerapkan lima hari kerja sejak sebulan terakhir. Pemantauan terhadap kepatuhan Satuan Kerja Perangkat daerah dan Unit Pelaksana ...