SEJAK gaung kampanye resmi ditabuh oleh Komisi Pemilihan Umum Kota Bima, para kandidat dan tim pemenangan memanfaatkan momentum itu untuk ‘menjual’ usungannya dan berbagai program. Namun, dibalik itu ada tilikan yang disampaikan oleh Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu). Sejumlah Pegawai Negeri Sipil Kabupaten Bima diidentifikasi terlibat aktif saat kampanye pasangan nomor 7, Ferra-Natsir (Fersi) di Minggu (28/4) pagi. Bahkan, beberapa di antaranya diketahui memakai atribut pasangan calon itu. Jika diidentifikasi ada yang berkampanye aktif, maka mesti ditelusuri lebih jauh dengan memeriksanya.
Jauh hari, memang potensi keterlibatan PNS dalam kampanye atau kegiatan politik praktis dikuatirkan. Khususnya bagi pasangan tertentu. Panwaslu memang selayaknya menelusuri apakah para PNS itu sengaja melibatkan diri atau ada upaya dilibatkan untuk meramaikannya. Keterlibatan PNS sudah diatur dalam peraturan, berikut implikasinya. Namun, dari waktu ke waktu selalu ada yang menerobosnya. Seharusnya, mereka menahan diri dari godaan politik praktis karena bukan ranah mereka menggelutinya. Komunitas PNS mesti mencontohkan pendidikan politik yang mencerdaskan.
Fenomena lain adalah anak-anak yang terlihat dalam konvoi jalanan dan arena kampanye. Simak saja di jalanan ketika ada pasangan yang berkampanye. Bocah-bocah menaiki dumptruck, truk, pick up, dan
jenis mobil lainnya. Bahkan, tubuhnya dibungkus baju pasangan calon. Pelibatan anak-anak dalam hiruk-pikuk kampanye ini mesti menjadi perhatian semua pihak karena mereka belum saatnya dijejali aroma politik.
Kita mengharapkan agresivitas PNS dalam kancah politik praktis segera dihadang dengan peraturan yang telah ada. Jangan sampai mereka bebas berekspresi liar tanpa koridor aturan. Fenomena pergerakan mereka secara vulgar di depan umum itu adalah contoh pendidikan politik yang membodohkan. Anak-anak pun harus diselamatkan dari pengaruh politik yang belum saatnya mereka lalui. Imbas fisiknya, dalam contoh kasus, sejumlah simpatisan pasangan Fersi terluka dalam kecelakaan lalulintas. Dalam euforia politik, anak-anak memang mudah terjebak suasana yang diciptakan oleh kaum dewasa.
Sekali lagi, segera usut PNS yang diduga terlibat aktif dalam kegiatan politik dan selamatkan anak-anak masa depan daerah ini. (*)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.