Kota Bima, Bimakini.com.- Sebanyak 284 siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) 7 Kota Bima mogok belajar, Senin (15/4). Pemicunya lantaran rehabilitasi sekolah mereka hingga kini belum dituntaskan. Padahal, anggaran senilai Rp122 juta telah dicairkan dalam tiga tahap. Panitia pengadaan barang yang menerima dana “lenyap”, dua lokal ruangan kelas enam pun terbengkalai.
Sekitar pukul 09.00 WITA, siswa dan guru tidak ada yang masuk ke ruangan kelas. Padahal, saatnya belajar lagi, setelah jam istirahat. Justru siswa protes dengan cara menunjukkan berbagai poster kecil, menuntut pertanggungjawaban penyelesaian rehab.
“Kami ingin belajar, selesaikan rehab sekolah,” tuntut seorang siswa setempat.
Malah, mereka terlihat bersemangat berunjuk rasa. Apalagi, ketika sorot kamera wartawan mengarah ke wajah mereka. Mereka berlomba menunjukkan tulisan poster berisi tuntutan, bahkan ada yang tidak sadar tulisannya terbalik.
Kepala SDN 07 Kota Bima, H. Muhdar, S.Pd, mengaku tidak mengetahui aksi yang dilakukan oleh murid dan guru itu. Awalnya aktivitas belajar-mengajar berlangsung normal, setelah jam istirahat siswa dan guru tidak memasuki kelas.
Diduga pemicunya adalah tuntutan penyelesaian rehab sekolah yang bersumber dari anggaran Dana Alokasi Khusus Tahun 2012 untuk tujuh lokal. Lima lokal termasuk satu ruang kantor telah diselesaikan, namun kini dua lagi.
“Sebenarnya anggaran untuk pembelian bahan material sudah diserahkan ke panitia atas nama Ruslan alias Parlan, tapi bahannya belum ada juga,” kata Muhdar kepada wartawan, Senin (15/4).
Jumlah dana yang diserahkan ke Ruslan sebagai perwakilan masyarakat di dalam kepanitian sekolah senilai Rp24 juta. Uang itu diserahkan kepada oknum itu pada 30 Maret 2012 lalu. Hingga kini tidak muncul, sehingga rehab sekolah telantar.
“Sudah saya coba hubungi, tapi tidak berhasil. Bahkan, ke rumahnya, tidak ada. Hanya bertemu istrinya dan menyatakan belum pulang,” ujarnya.
Muhdar mengaku masih menunggu kemunculan Ruslan untuk menyelesaikan rehab sekolah itu. Jika tidak ada niat yang baik, maka akan melaporkan ke pihak Kepolisian.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas Dikpora Rasanae Timur, H. Muslikh H. Anwar, SH, mengaku aksi tersebut terjadi buntut belum tuntasnya rehab sekolah. Saat itu langsung mengajak Kepala Sekolah dan Guru rapat bersama. “Kepala Sekolah dan Guru sudah sepakat untuk tetap melanjutkan kegiatan belajar- mengajar,” katanya.
Informasi yang diperoleh Bimakini.com, oknum Ruslan bukan pertamakalinya berulah sebagai panitia rehab sekolah. Sebelumnya kasus serupa pernah terjadi, kini justru terulang, seolah pihak sekolah pasrah. Diduga yang bersangkutan berani berbuat karena kerap mencatut nama pejabat Kota Bima.
Dikonfirmasi via Ponsel, Senin, nomor milik Ruslan tidak aktif. Pihak sekolah juga mengaku menghubungi Ponsel-nya, namun sejak menerima uang Rp24 juta nomornya tidak aktif lagi. (BE.16)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.