Kota Bima, Bimakini.com.- Sebanyak 14 siswa dipastikan tidak lulus dalam Ujian Nasional (UN) tingkat SMA/sederajat di Kota Bima. Dari jumlah itu, satu siswa berasal dari sekolah berstatus negeri, sedangkan sisanya berasal dari sekolah swasta. Angka kelulusan tahun ini sebesar 99,06 persen.
Demikian disampaikan Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kota Bima, Drs. Suriadi, M.Si, saat acara perpisahan siswa SMK-PPN Bima, Sabtu (25/5) lalu.
Suriadi menjelaskan, ketidaklulusan 14 siswa tersebut bukanlah karena faktor tidak bisa mengisi soal ujian, tetapi memang tidak mengikuti UN. Dengan demikian, angka persentase kelulusan siswa di Kota Bima apabila dihitung dari peserta UN yang hadir sebenarnya adalah 100 persen.
“Jumlah peserta yang ikut ujian sebanyak 3.548 orang, apabila dilihat dari peserta itu semuanya tidak ada yang tidak lulus. Tapi, karena 14 orang tidak hadir sehingga persentasenya berkurang 99,06 persen,” jelasnya.
Diakui Suriadi, secara umum pelaksanaa UN di Kota Bima berlangsung lancar hingga usai. Meski sempat terkendala penundaan jadwal hingga tiga kali dan kekurangan soal, tetapi tidak memengaruhi pelaksanaan UN. Kendala itu dinilai bukan hanya dialami Kota Bima, tetapi secara nasional.
Berkaitan kendala kekurangan soal dan persoalan teknis lainnya, kata Suriadi, khusus di Kota Bima semuanya mampu diatasi dan tidak berdampak pada pelaksanaan. “Memang sempat ada kekurangan soal, tetapi itu hanya sampai pada Dinas saja dan mampu diatasi berkat kerjasama semua pihak,” ungkapnya.
Dipastikannya, hasil pelaksaan UN yang dicapai Kota Bima murni dari kemampuan siswa. Hal itu menepis asumsi dan isu yang muncul seperti kebocoran soal, tersebarnya kunci jawaban dan intervensi pihak sekolah untuk membantu siswa. Menurutnya, sangat mustahil tersebarnya kunci jawaban dengan pola 20 paket soal yang diterapkan.
“Saya pastikan hasil UN yang dicapai murni kemampuan siswa. Kalau ada berita mengenai bocornya kunci jawaban, itu semua bohong,” tegas Suriadi.
Dia berharap kepada semua sekolah bisa lebih matang menyiapkan siswa dengan tantangan pola ujian yang diperkirakan mungkin akan berbeda lagi tahun depan. Apabila kompetensi siswa maksimal dibina, maka target kelulusan 100 persen tahun depan diyakini bisa dicapai. (BE.20)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.
