Connect with us

Ketik yang Anda cari

Peristiwa

Dari Terjun Payung, Hingga Penyerbuan ke Bandara

Langit Penapali, Kecamatan Woha, Sabtu (18/5) dipenuhi oleh penerjun paying dari Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat (AD). Tujuh pesawat Hercules mengangkut 421 orang penerjun dan amunisi pertempuran. Banyak warga menyaksikannya. Seperti apa penerjunan dan penyerbuan ke Bandar Udara Sultan Muhammad Salahuddin Bima? Berikut catatan wartawan Bimakini.com Sofiyan Asy’ari.

Tujuh pesawat Hercules seperti burung muncul di balik awan putih. Seketika itu pula, tepat di  persawahan Desa Penapali, 421 penerjun keluar dari pesawat pengangkut prajurit dan logistik itu.

Satu pesawat “memuntahkan” pasukan TNI AD, dua pesawat, tiga hingga enam. Satu pesawat memuntahkan amunisi persenjataan dengan peti. Semuanya mendarat di sawah, di tengah padi yang baru ditanam.

Satu per satu penerjun mendarat. Air di sawah yang ditanami padi memercik keras oleh tubuh penerjun. Rensel yang berukuran besar dan cukup berat dibawa serta, demikian juga dengan senjata. Parade penerjun itu tak pelak menjadi tontonan warga, karena ini pemandangan langka di Bima.

Sepanjang jalan sudah dipenuhi pasang mata dan kendaraan. Warga menunggu sejak subuh, karena penerjunan diinfokan pukul 06.00 Wita. Itu pun karena ada penundaan sehari sebelumnya, penerjunan gagal dilakukan, akibat cuaca buruk.

Ada penerjun harus terpisah dari topi besinya, ada juga ransel terlepas saat terjun dari Hercules. Mungkin karena beratnya beban atau tidak mengikat dengan baik, sehingga terlepas.

“Saya pikir sawahnya sedikit untuk mendarat, ternyata sawah semua,” kata Muhammad Zain, salah satu penerjun.

Awalnya, dia menduga ada pematang yang cukup lebar untuk mendarat, sehingga tidak di tangah sawah berair. Akibatnya, pakaian dan ranselnya basah. Tidak itu saja, setengah bungkus rokok putih miliknya juga basah. “Kena air,” katanya.

Penerjun lain yang mendadat ditengah sawah adalah, Dadan.  Petani yang saat itu ada di sawah membantunya untuk menggulung parasut. Rupanya ada tas sendiri. Setelah memasukkannya dalam tas khusus, ditinggalkan. Rupanya ada yang membawa khusus, karena mereka harus segera menyusuri pematang  menuju bandara Bima. Pasalnya, lokasi itu telah dikuasai pemberontak.

Para petani juga rupanya mencoba mengabadikan penerjun yang mendarat di sawah mereka. Seperti halnya Ishaka.  Pria uzur ini terlihat senang ketika melihat penerjun mendarat. Berbeda ekspresinya, ketika penerjun itu jatuh di lokasi tanaman padinya.

“Waura iha fare nahueee (sudah rusak padi saya, Red),” katanya sambil menepuk jidat.

Namun, Ishaka merasa lega,  melihat sawahnya dari dekat. Ternyata tidak apa-apa. “Wati ihana pala (tidak rusak rupanya, Red),”  ujarnya senang.

Diantara penerjun, rupanya ada dari Bima. Itu terdengar ketika ada penerjun yang mendarat di tengah sawah, meminta bantuan petani dengan bahasa Bima. “Bantuja hanta (tolong bantu angkat, Red),” ujarnya.

420 prajurit ini pun bergerak kea rah Bandar Udara Sultan Muhammad Salahuddin Bima. Mereka meniti pematang sawah. Ada beberapa yang terpeleset karena hilang ke seimbangan. Mungkin juga karena perasaan letih atau capek.

Apalagi, mereka mengaku cuaca di Bima cukup panas. Seperti pengakuan salah satu penerjun, Lalu Sulhaimy Suyadi, asal Lombok Timur. Pria yang mengaku baru pertama kali ke Bima ini merasakan cuaca jauh berbeda dengan Bandung, Jawa Barat, tempatnya bertugas sekarang. “Di sini (Bima, Red) panas sekali, beda dengan Bandung,” katanya.

Tapi cuaca bukanlah halangan dan rintangan baginya dan rekan lainnya. Buat mereka Latihan Gabungan (Latgab) TNI di Bima ini sebagai bagian untuk menyiapkan diri mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Ketika  pasukan TNI AD yang datang dengan terjun paying itu, mendekati lokasi bandara atau di dekat sungai Palibelo, terdengar rentetan peluru. Baku tembak pun terjadi antara dua kubu. Pasukan TNI mengatur strategi untuk mengalahkan musuh. Bandara  salah satu sarana vital harus dikuasai kembali, agar kekuatan musuh dapat dilemahkan.

Satu per satu musuhpun dapat dilumpuhkan. Meski berhasil menembak mati musuh. Pasukan TNI itu tetap siaga, tidak ingin lengah. Jangan sampai musuh pura-pura mati, sehingga malah menjadi korban.

Saat musuh mati, satu bertugas untuk memastikannya. Satu orang lagi tetap siaga dengan senjata mengarah ke musuh yang terbaring. Dengan cekatan memeriksa pemberontak dengan memeriksa urat nadi lehernya.  Menyingkirkan senjata musuh, menggeledah dan mengamankan apa yang ada dipakaian.

Ada juga yang unik. Ketika seorang anggota TNI bertindak sebagai musuh tewas dan digeledah. Pasukan penerjun mengambil barang-barang miliknya, termasuk senjata. “Bang, jangan dibawa ya, simpan saja disitu,” katanya kepada dua anggota TNI sebagai penyerbu.

“Tenang saja, ndak dibawa kok,” kata seorang diantara mereka menimpali permintaan itu.

Di jalan raya sekitar bandara, penuh warga menyaksikan adegan baku tembak itu. Cukup menghibur bagi mereka, karena ini baru pertama kalinya melihat latihan perang.

Di areal bandara, satu per satu musuh juga dilumpuhkan. Bandara pun dikuasai kembali oleh TNI. (*)

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.
Advertisement

Berita Terkait

Pemerintahan

Bima, Bimakini.- Sebagian kecil areal Bandara Sultan Muhammad Salahuddin Bima masih merupakan tanah salahsatu warga   yang pembayarannya belum diselesaikan hingga kini. Namun, pihak Bandara...

Hukum & Kriminal

Bima, Bimakini.com.-  Dua pemuda yang diduga terlibat kasus penjambretan terhadap Suryani, SPd, telah dibawa ke Mapolres Bima. Mereka tiba  Jumat (05/08/2016) dinihari sekitar pukul...

Jalan-jalan

Tulisan ini merupakan bagian awal dari kisah yang lebih panjang tentang perjalanan Syahrir Idris menjelajah desa dan kota, pedalaman, dan pesisir Amerika. Selain itu, bunga...

Politik

Bima, Bimakini.com.- Ini isyarat Panita Pengawas Pemilihan  Bupati dan Wakil Bupati Bima kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bima soal tindaklanjut rekomendasi 25 Aparatur Sipil Negara...

Politik

Bima, Bimakini.com.-  Calon Bupati Bima, Abdul Khayir meminta pendukungnya dan  masyarakat Kabupaten Bima umumnya agar menjaga kondusivitas daerah. Hal itu dikatakannya saat pendukung memadati  Bandara Sultan...