Bima, Bimakini.com.- Perubahan cuaca dua pekan terakhir tidak hanya berimbas terhadap intensitas hujan, namun juga memengaruhi ketinggian gelombang dan fase pasang surut air laut. Akibat kondisi tersebut puluhan hektare tambak milik warga di Kecamatan Woha dan Palibelo Kabupaten Bima dilabrak banjir laut (rob).
Pemilik tambak asal desa Talabiu, Ahmad Hasan, mengaku, banjir rob setidaknya melabrak satu hektare tambak miliknya. Kondisi yang sama dialami puluhan petani lainnya. Akibatnya mereka mengalami kerugian hingga ratusan juga, karena onggokan empang dan ikan bandeng hanyut arus laut. “Rata-rata sudah hanyut, hamper seluruh areal tambak sudah dipukul rata banjir laut. Jadi tidak ada lagi yang tersisa. Padahal perkiraan kami kali ini tidak ada banjir laut karena bulan-bulan begini normal,” katanya di Talabiu, kemarin.
Diakuinya, kondisi seperti tersebut sudah sering terulang. Hanya saja hingga kini belum ada penanggulangan dari SKPD terkait. “Jika saja dari awal kami tahu akan terjadi banjir laut, lebih baik kami menunda perbaiki empang karena mengeluarkan uang banyak,” katanya.
Ketua kelompok tambak Palibelo, Hamzah Haz, berharap, Dinas terkait segera memerhatikan kondisi tersebut. Minimal melaksanakan revitalisasi tambak. “Kami juga mau beralih profesi lain itu sangat sulit, karena inilah satu-satunya sumber pekerjaan yang menjadi kehidupan lebih baik,” katanya.
Dikatakannya, informasi dan data terkait cuaca sangat dibutuhkan petani tambak maupun petani ladang sehingga bisa mengantisipasi kemungkinan terburuk. “Saya dan teman-teman anggota kelompok tidak tahu bagaimana lagi, harus kembali merajut onggokan empang dari awal. Padahal, baru beberapa bulan lalu kami perbaiki. Mana hampir seluruh ikan sudah hanyut. Kalau sudah begini kesempatan kami hidup lebih baik semakin menyempit,” katanya. (BE.17)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.