Kota Bima, Bimakini.com.- Usai mendengarkan pengumuman hasil Ujian Nasional (UN) pada Jumat (24/5) pagi, sejumlah pelajar tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) dan sederajat di Kota Bima mencoret baju seragam mereka. Selain itu, mereka juga berkonvoi keliling Kota Bima menggunakan sepeda motor.
Pantauan Bimakini.com, para pelajar tersebut berkelompok sesuai sekolah masing-masing dan ada juga yang bergabung dengan beberapa sekolah. Aksi itu merupakan ekspresi mereka setelah memastikan diri lulus pada UN tahun ini. Usai berkonvoi mereka berkumpul di Taman Ria, Ama Hami, dan Lawata.
Aksi coret seragam sekolah dilakukan pelajar menggunakan semprot pewarna, spidol, dan bolpoin. Semua sisi baju mereka tulis berbagai hal seperti pesan, tanda-tangan teman sekelas dan sekadar tulisan tanpa makna sekalipun. Beberapa tahun terakhir, aksi seperti itu sepertinya mulai menjadi tren di Kota Bima.
Warga Kota Bima, Syafrudin, menilai aksi para pelajar berkonvoi keliling dan mencoret seragam sekolah tidak bermanfaat. Menurutnya, akan lebih baik apabila seragam sekolah yang dicoret disumbangkan kepada adik kelas, terutama yang tidak mampu. Ketika berkonvoi pelajar juga tidak mematuhi rambu lalulintas, karena berkendara tanpa helm, berboncengan lebih dari satu dan ugal-ugalan.
“Hal seperti itu kan tidak bermanfaat dan justru merugikan diri sendiri apabila terjadi kecelakaan,” ujarnya di Monggonao, Sabtu lalu.
Padahal, ujarnya, mengekspresikan kelulusan setelah menempuh UN bisa dilakukan dengan cara positif, misalnya dengan sujud syukur atau syukuran bersama dengan teman dan guru. Apalagi, lulus SMA bukanlah akhir segalanya karena tantangan hidup akan tetap ada.
Dia mengharapkan, ke depan pihak sekolah dan para orangtua bisa mengingatkan anaknya agar tidak mengekspresikan kelulusan dengan cara yang negatif, sehingga tren buruk seperti itu bisa dihilangkan dan tidak dibudayakan oleh generasi berikutnya. (BE.20)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.