Connect with us

Ketik yang Anda cari

Ekonomi

Ancaman Gagal Panen Bawang Hantui Petani Belo

ilustrasi

Bima, Bimakini.com.- Intensitas curah hujan yang meniinggi sejak beberapa pekan terakhir di Bima, meresahkan sejumlah petani bawang. Kondisi itu menyebabkan puluhan hektare tanaman bawang milik mereka rusak parah dan terancam gagal panen. Seperti yang dialami petani bawang di Kecamatan Belo Kabupaten Bima. 

Karena diguyur hujan hampir setiap hari menyebabkan tanaman tersebut banyak yang membusuk dan terserang hama biji. Meski petani sudah mengupayakan pencegahan maksimal semprotan menggunakan obat khusus dua kali sehari, tetapi tanaman tersebut sulit diselamatkan. 
“Hujan terjadi siang malam, menyebabkan biji bawang, membusuk,” terang petani bawang di Desa Soki Kecamatan Belo, Abdul Haris, kepada Bimakini.com Jumat.
Haris mengaku, sejumlah tanaman bawang milik petani di Soki dan sekitarnya secara umum sudah berumur 45 sampai 50 hari. Dalam waktu dekat, bawang tersebut sudah memasuki usai panen. Namun, melihat keadaan cuaca yang kian hari semakin tidak mendukung dipastikan akan terjadi gagal panen. 
“Idealnya apabila mencapai umur 60 hari, bawang sudah bisa dipanen, tapi kondisi cuaca ini bukanlah kehendak kita sehingga hanya bisa pasrah saja,” ujarnya melalui telepon seluler.
Dikatakannya, usia bawang di Kecamatan Woha hampir sama, karena penanaman bawang biasanya dilakukan serentak. Kendati memang ada perbedaan usia tanam, itu hanya dalam hitungan hari saja. “Untuk tahap awal penanaman bawang tahun ini, sepertinya petani akan mengalami kerugian cukup besar,” kata Haris.
Akibat kondisi tersebut, terangnya, petani bawang di kecamatan setempat terancam “gulung tikar” karena kehabisan biaya. Masalahnya, untuk tahap awal penanaman bawang itu petani telah menghabiskan anggaran belasan hingga puluhan juta rupiah per orang. 
“Anggaran yang sudah dihabiskan itu sangat besar. Kalaupun pada tahap awal ini terjadi gagal panen, otomatis warga tidak bisa melanjutkan penanaman pada tahap dua,” katanya. 
Hal yang sama disampaikan petani Bawang asal Desa Sampungu Kecamatan Soromandi, Syafrudin. Semua petani setempat, terancam gagal panen lantaran tanaman bawang mereka rusak direndam air hujan. Kerugian pun ditaksirnya akan sangat besar karena biaya operasional sudah banyak yang dihabiskan.
Bayangkan saja, ungkapnya, untuk 100 kilo gram bibit bawang harganya mencapai Rp3,5 juta ditambah biaya menggarap lahan, buruh tani, obat-obatan, pupuk dan lainnya. “Pemanfaatan bibit untuk satu orang petani paling sedikit 300 kilogram, sedangkan kebanyakan 500 hingga 1 ton bibit per orang,” jelasnya.
Begitupun untuk obat-obatan yang dipakai, lanjutnya, bukan lebih dari dua jenis. Demikian harganya pun beragam, minimal seharga Rp45 ribu hingga Rp270 ribu per botol. Beberapa jenis obat tersebut dicampur dengan ukuran yang sama dalam setiap kali semprot, dalam setiap botol obat tersebut hanya cukup digunakan untuk lima tangki penyemprotan.
“Pada cuaca buruk seperti ini kami harus menyemprot minimal dua kali sehari, saat cuaca membaik cukup satu kali sehari,” paparnya.
Diakuinya, pengurasan biaya dalam bertani bawang, paling besar dalam faktor pengadaan bibit dan obat-obatan. “Untuk penggarapan dan buruh tidak terlalu berat,” katanya dihubungi melalui telepon seluler, Jumat.
Kondisi tersebut, Syafrudin berharap perhatian pemerintah setempat, meski hanya untuk membantu pengadaan bibit, obat-obatan serta pupuk pada penggarapan tahap dua mendatang. (BE.20)

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait

Ekonomi

Bima, Bimakini.- Jalan Ekonomi di Desa Kalampa Kecamatan Woha Kabupaten Bima, alami rusak parah. Pemerintah Desa (Pemdes) dan masyarakat, gotong royong memperbaiki secara swadaya....

Berita

Oleh: Dadang Gusyana, S.Si MP, Member International Mycorrhiza Association (IMA) Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran yang paling banyak diusahakan, mulai dari daerah...

Opini

Oleh: Nathan. R.A AKSI demo menuntut kenaikan harga jagung yang dilakukan oleh Laskar Tani Donggo – Soromandi di depan kantor Bupati Bima berakhir ricuh...

Ekonomi

Bima, Bimakini.- Rendahnya curah hujan pada musim tanam 2019 dikeluhkan banyak petani. Sebagian petani masih ada yang menanam jagung. Namun,  ada juga yang sudah...

Peristiwa

Bima, Bimakini.- Puluhan anggota Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bima  demo di depan Kantor Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bima, Senin (27/11). Sejumlah persoalan diusung oleh...