Connect with us

Ketik yang Anda cari

Peristiwa

Andai Masyarakat bisa memilih…

ilustrasi

Dompu, Bimakini.com.- Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) sebagai pengganti kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) tidak akan ada artinya  bagi peningkatan perekonomian masyarakat. Atau kenaikan itu tidak terlalu membantu kebutuhan masyarakat.

    Lalu?  Andai bisa memilih, sebagian warga di Kabupaten Dompu mengaku lebih baik tidak menaikkan harga BBM ketimbang menerima dana BLSM. “Jika kami bisa memilih, lebih baik tidak menaikan BBM ketimbang menerima BLSM,” ujar Rusdin, warga yang tinggal di bantaran sungai Silo Kelurahan Bali I, Jumat (21/6/2013).

    Rusdin juga pernah menerima bantuan langsung tunai (BLT) program serupa pada tahun lalu sebagai pengganti kenaikan harga BBM. Katanya, dana kompensasi itu tidak akan ada artinya, bahkan tidak mampu memenuhi kebutuhan atau pengganti harga barang dan sembako yang juga turut naik.

     “Karena  dana BLT itu dulu tidak sebanding dengan kenaikan bahan pokok dan harga lainya yang jauh meloncat. Bayangkan hanya 100 ribu per bulan,” ujarnya.

     Harapan yang sama juga disampaikan Rahmat, warga  miskin yang tinggal di Soriwono. Dia mengaku jika bisa memilih sebenarnya pemerintah diminta tidak menaikan BBM ketimbang ada dana BLT atau sekarang BLSM. Bagaimapun,  kenyataannya selama mereka menerima dana BLT itu hanya membuat mereka berutang dan bahkan yang merasakan keuntungan dana BLT itu dulu adalah para rentenir  yang telah meminjamkan uangnya kepada kami.

“Pas hari penerimaan kami hanya gigit jari karena uangnya kita sudah manfaatkan duluan,” ujar Rahmatnya.

Dia berharap  ada perubahan kebijakan pemerintah terkait rencana penaikan harga BBM yang membuat rakyat sengsara.

      Bagaimana pengakuan ibu rumah-tangga soal dampak rencana penaikan harga BBM? Rostina, ibu rumah-tangga, mengaku hampir semua kebutuhan sekarang harganya sudah naik di pasaran. Harga cabai merah sebelumnya hanya Rp25 ribu/kilogram, kini menjadi Rp35 ribu/kg. Demikian juga harga cabai besar yang sebelumnya  Rp13 ribu/kg naik menjadi Rp17 ribu/kg. Selain cabai, yang juga ikut naik adalah tomat yang sekarang menjadi Rp10 ribu/kg. “Kalau naik terus begini bisa bangkrut usaha kita,” kata pengusaha warung makan itu.

      Keluhan yang sama juga disampaikan ibu-ibu lainnya. Mereka heran cepatnya kenaikan segala kebutuhan  pokok di pasar. Padahal, kata Halimah, pemerintah belum mengumumkan kenaikan harga BBM dan bulan Ramadan masih lama.

Oleh karena itu, Hhalimah berharap agar pemerintah terus memantau agar kenaikan itu bisa cegah. “Kita yang sudah susah  semakin menjadi susah,” ujarnya .

Katanya, kenaikan itu bukan saja terjadi pada bahan sembako, namun juga beberapa komoditi lainnya.

      Pantauan Bimakini.com pada  beberapa  pasar tradisional, memang kenaikan itu tidak bisa dihindari menjelang bulan Ramadan dan ditambah lagi rencana pemerintah menaikan  harga BBM. Tentu saja ini akan berdampak pada  ekonomi dan  kemampuan beli masyarakat yang sangat rendah. Menurunnya  daya beli masyarakat menyebabkan pedagang meradang.

“Sejak banyaknya bahak pokok yang naik, omzet penjualan kami menurun,” ujar Nur, yang berjualan sembako di pasar bawah Dompu. (BE.15)

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait

Pemerintahan

Dompu, Bimakini.com.- Putarnya nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sosial dan kebangsaan, berpotensi menimbulkan disharmoni. Bahkan pancasila yang mengandung nilai-nilai luhur agama dan budaya lokal bangsa...

Politik

Bima, Bimakini.com.- Pendukung pasangan calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Bima, Indah Damayanti Putri dan Dahlan M Noer, memadati arena  rapat terbuka di lapangan...

Politik

Bima, Bimakini.com.- Kondisi kekinian roda pemerintahan Kabupaten Bima dinilai pasangan Bupati dan Wakil Bupati Bima, Ady Mahyudi-A Zubair, merosot. Hakikat  pemerintah menjadi pelayan bagi...

Politik

Bima, Bimakini.com.- Kampanye terbatas tahap  kedua di Kecamatan Langgudu,  Minggu (11/10/2015), dilakukan pasangan calon (Paslon) Bupati/Wakil Bupati Bima, Syafrudin- Masykur (Syukur). Didesa setempat, mereka...

Politik

Bima, Bimakini.com.-      Pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Bima, Bima, Indah Damayanti Puri-Dahlan  dalam upaya memajukan taraf ekonomi rakyat akan menggenjot pembangunan infrastruktur, pertanian, dan...