Bima, Bimakini.com.- Buah labu yang masuk jenis sayuran, dapat mengubah kemapanan ekonomi keluarga. Jika labu yang selama ini kurang diolah, sehingga bernilai ekonimis tinggi dapat dioptimalkan, bukan tidak mungkin mendukung kemampanan ekonomi keluarga. Satu labu yang senilai Rp15 ribu hingga Rp20 ribu dapat menjadi Rp100 ribu.
Demikian dikatakan Agus Suyatno, STP, MSi, saat memotivasi peserta pada Pelatihan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Petani untuk pengolahan Labu di aula Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Kecamatan Bolo, Jumat (7/6).
Agus mengatakan, labu dapat diolah menjadi selai, dodol dan saos sambal. Peserta diharapkan dapat menekuni usaha pengolahan labu setelah mengikuti pelatihan tersebut. Setiap peluang yang ada harus dimanfaatkan, terutama meningkatkan ekonomi keluarga.
“Setiap peluang yang ada harus mampu ditangkap dan dilaksanakan. Termasuk dalam mengolah labu menjadi potensi bisnis skala perumahan,” kata Dosen Program Studi Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus) ini.
Motivasi yang sama juga disampaikan Siti Aminah, S.TP, M.Si, yang juga menjadi instuktur pengolahan labu menjadi selai, dodol dan saos sambal. Dikatakannya, Bima memiliki potensi alam luarbiasa. Hanya saja, potensi itu tidak dioptimalkan atau maksimalkan untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarga. “Pertamina sangat peduli dengan potensi yang dimiliki Bima, sehingga Pertamina ingin ikut mengembangkannya,” kata pengajar Unimus ini.
Kegiatan yang bekerja sama dengan PT Sinau Sesanti Firdausia ini, kata Aminah, ingin memotivasi masyarakat Bima untuk menuju kemapanan keuangan. Satu di antaranya melalui berwirausaha, sehingga tidak perlu risau jika tidak menjadi Pegawai Negeri Sipil. “Jika semua potensi local ini dimanfaatkan dan diolah, maka bima bisa lebih bernama, dikenal dengan pengolahan produk lokalnya,” katanya.
Saat ini, kata dia, masyarakat luar daerah bingung akan membawa oleh-oleh apa dari Bima. Pangaha Bunga yang dicicipinya, tidak memiliki rasa apa-apa. Selain itu, kemasan yang tidak mendukung, sehingga perlu ada inovasi agar lebih baik lagi. “Ibu rumah-tangga yang ikut menjadi peserta hari ini, saya harapkan menjadi motivator entrepreneurship minimal di lingkungan keluarganya. Membantu menopang ekonomi keluarga,” sarannya.
Aminah juga mengatakan, sebelumnya, Wakil Bupati Bima, H. Syafruddin HM Nur, berjanji akan memerhatikan pascapelatihan. Syaratnya jika peserta yang mengikuti kegiatan menunjukkan kesungguhan mengolah buah kawi dan labu menjadi olahan. Untuk itu, dia meminta agar setelah pelatihan, kegiatan pengolahanlabu terus berlanjut. (BE.16/Advertorial)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.