Connect with us

Ketik yang Anda cari

Peristiwa

Pro-Kontra Pelantikan Sultan Bima Muncul di FB

Kota Bima, Bimakini.com.- Rencana pelantikan H. Ferry Zulkarnain sebagai Sultan Bima, ramai dibicarakan di jejaring sosial Facebook (FB). Salahsatu status dibuat oleh Rangga Babuju, dengan menge-share tulisannya di Kompasiana, berjudul “Pro-Kontra Pelantikan Sultan di Bima”, mendapat tanggapan dari Facebooker lainnya.

Rangga menulis “Jika betul-betul masyarakat Bima ingin mengembalikan fungsi Kesultanan, maka posisi Perdana Menteri (Ruma Bicara; Bima) juga harus dibangkitkan dengan menelusuri silsilahnya secara benar dan jujur”.

Masih menurutnya, di zaman Kesultanan dulu, Sultan dan Ruma Bicara adalah ibarat dua sisi mata uang—dua, tapi satu. Bahkan, Ruma Bicara-lah yang memegang kendali urusan pemerintahan. Kalau itu bisa dilakukan, maka akan sesuai dengan simbol bendera Bima yaitu burung Garuda dengan dua kepala, yang berarti dua kekuasaan dalam satu kesultanan.”

        Uba Deo, memberi tanggapan bahwa  sejarah adalah masa lampau yang harus dipelajari untuk mendapatkan hikmah. Sayangnya, sejarah tertulis hanya terfokus pada sejarah perjalanan simbol kekuasaan dan bukanlah simbol perilaku rakyatnya. 

“Saya pribadi, lebih senang melihat sejarah dalam konteks keseharian masa lalu, yang pastinya ada yang mewarnai di saat ini dan masa mendatang. Jangan isi otak kita dengan sejarah berdasarkan apa kata penguasa atau lawan politiknya, hendaknya sekali-kali meninjau cultural setting-nya,” ujarnya.

Ditambahkannya, hakikat dari sejarah itu sendiri yang selama ini ditinggalkan banyak orang. Intinya, siapapun Sultan Bima, tidak penting. “Karena diri kita sebenarnya adalah “sultan” untuk menjaga warisan tanah budaya untuk anak-cucu,” tutupnya pada komentar FB.

       Alan Malingi, Facebooker lainnya, memberi tanggapan baik buruk, benar dan salah, hitam dan putih semua ada dalam sejarah. “Tinggal kita yang menginterpretasinya. Sejarah adalah cermin untuk masa kini dan akan datang, karena peristiwa sejarah cenderung berulang meski dalam konteks berbeda,”  katanya.

Alan masih memberi komentar atas Facebooker lainnya. “Selama ini kita mendengungkan tentang pelestarian budaya karena dianggap telah menjadi ‘anak tiri’ pembangunan. Tapi ketika ada Tuha Ro Lanti yang menjadi pintu pelestarian budaya, justru ada pro-kontra,” ujarnya.

Alan berpendapat, bahwa opini kontra itu datang dari pihak yang tidak bersimpati terhadap Ferry Zulkarnain. Karena selama dua dekade ini lebih menonjol sebagai politisi, meski dalam dirinya melekat darah keturunan Sultan Bima.

       “Ada juga yang membelah antara keluarga Ruma Bicara dengan Ama Ka'u, tapi fakta membuktikan pada Pilkada Kota Bima 2013, Ferra Amalia menang di TPS 3 dan 4 Kelurahan Pane yang sebagian besar penghuninya adalah keturunan Bilmana,” tulisnya di status FB.

Dikatakannya, mereka adalah dua saudara yang tidak bisa dipisahkan sampai kapanpun. “Ada juga yang menanyakan tentang kemana BO Bicarakai, katanya ada, tapi sampai saat ini saya juga belum melihatnya. Padahal, antara dua catatan itu mustahil ada pertentangan dan hanya saling melengkapi, tapi tidak mengubah alur sejarah yang ada,” katanya.

        Untuk itu, Alan mengajak untuk  melihat event 4 Juli mendatang dengan kacamata budaya. Sebab budaya itu damai dan indah.

Alexz Gjonk, merespons mengenai pro-kontra itu sebagai hal wajar. Memelajari sejarah berarti menggali pengalaman yang pernah berlaku di masa lampau untuk memahami hakikat dari suatu realitas. (BE.16)

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.
Advertisement

Berita Terkait

CATATAN KHAS KMA

  ‘’SAYA mau tes daya ingat pak KMA,’’ katanya kepada saya suatu waktu. KMA itu, singkatan nama saya. Belakangan, semakin banyak kawan yang memanggil...

CATATAN KHAS KMA

SAYA belum pernah alami ini: handphone tidak bisa dipakai karena panas. Bukan hanya sekali, Tetapi berkali-kali. Juga, bukan hanya saya, tetapi juga dua kawan...

CATATAN KHAS KMA

CATATAN Khas saya, Khairudin M. Ali ingin menyoroti beberapa video viral yang beredar di media sosial, terkait dengan protokol penanganan Covid-19. Saya agak terusik...

Berita

SEPERTI biasa, pagi ini saya membaca Harian  BimaEkspres (BiMEKS) yang terbit pada Senin, 10 Februari 2020. Sehari setelah perayaan Hari Pers Nasional (HPN). Mengagetkan...

CATATAN KHAS KMA

ADALAH Institut Perempuan untuk Perubahan Sosial (InSPIRASI) NTB pada 7 Desember 2019 lalu, mencanangkan gerakan Save Teluk Bima. Kegiatan dua hari itu, menjadi heboh...