Bima, Bimakini.com.- Situasi di wilayah Monta bagian Dalam saat ini masih tegang. Masyarakat dihantui rasa was-was, apalagi mereka yang menjadi korban. Kerugian harta-benda semakin bertambah, di antaranya perusakan dan pembakaran rumah. Situasi ini perlu mendapatkan perhatian cepat dari semua pihak agar situasi cepat pulih.
Hal itu disampaikan anggota DPRD Kabupaten Bima, M. Nor Jafar, saat Sidang Paripurna mendengarkan penjelasan Bupati Bima tentang pengajuan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) pertanggungjawaban pengelolaan APBD 2012, Kamis (27/6).
Nor mengatakan upaya islah antara masyarakat Tolouwi dan Waro belum berhasil. “Ini karena akar masalahnya belum dituntaskan, justru setelah islah kembali terjadi perusakan rumah warga lainnya. Untuk itu mari kita tunjukkan kepedulian melihat situasi ini,” ajaknya.
Satu di antara tuntutan masyarakat adalah agar pelaku segera ditangkap. Jika itu tidak dilakukan, maka konflik dan situasi memanas akan terus terjadi. Selain itu, bagaimana memikirkan warga yang rumahnya menjadi sasaran amukan massa.
Minggu (23/6) misalnya, terjadi perusakan lima rumah, ada yang sedang, berat, dan ringan. Selasa (25/6) kembali terjadi pembakaran rumah di Tolouwi. “Bagaimana untuk korban ini dipikirkan ganti-ruginya,” ujarnya.
Bupati Bima, H. Ferry Zulkarnain, ST, mengatakan tetap memantau konflik yang terjadi di Monta Dalam. Kejadian seperti ini terus berulang, karena masyarakat tidak mau menyerahkan pelakunya.
“Kalau masyarakat mau masalah intinya selesai, maka warga Waro harus menyerahkan pelakunya ke aparat, karena itu yang menjadi tuntutan,” katanya.
Malah, kata bupati, ada kecenderungan masyarakat ikut menyembunyikan pelaku, sehingga konflik pun berlarut. Penyelesaian kasus ini harus melalui penegakan hokum. “Mengenai ganti-rugi korban tidak ada masalah, namun bagaimana menyelesaikan akar masalahnya,” ujarnya. (BE.16)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.