Connect with us

Ketik yang Anda cari

Peristiwa

Kurang Harmonis, Picu Konflik Kalompok

Bima, Bimakini.com.- Konflik yang terjadi di tengah masyarakat, dipicu  ketidakharmonisan hubungan. Masyarakat kadang bergerak pada satu kondisi ke kondisi lainnya. seperti halnya kehidupan ekonomi masyarakat, dari agraris, beralih ke usaha. Di Kota Bima, misalnya hal itu juga terlihat, di daerah yang ada perguruan tingginya, pola hidup masyarakat ikut berubah.

Bahkan, kata Asisten I Setda Kota Bima, Syahrullah, SH, MH, kehidupan masyarakat yang ada Perguruan Tinggi-nya bergerak dari bawah ke menengah, demikian seterusnya. Namun, kemajemukan masyarakat yang muncul, menimbulkan masalah tersendiri.

     Misalnya, kelompok mahasiswa yang satu dengan lainnya menunjukkan warna dan corak masing-masing. Hal ini dapat menimbulkan gesekan yang berujung konflik. “Antara satu dengan lainnya tidak saling kompak, sehingga muncul masalah,” katanya saat Dialog Publik Puskab NTB degan tema Mereduksi Gerakan Radikalisasi Mewujudkan Masyarakat yang Harmonis di Bima, di aula SMKN 3 Kota Bima, Jumat.

     Kelompok muda, kata Syahrullah, rentan untuk didoktrin dengan ideologi tertentu, termasuk yang mengarah ke radikalisasi. Muncul gerakan yang memengaruhi masyarakat. Contoh yang bisa dilihat adalah pembakaran kantor Pemkab Bima, karena “dipompa” oleh kelompok tertentu.

     Namun, Syahrullah mendorong kelompok muda agar memasuki dunia politik sehingga bisa memahami dan memengaruhi kondisi, termasuk kepemimpinan. “Harapan sebenarnya proses politik Pemilukada dapat berjalan alamiah, berjalan apa adanya,” tambahnya.

     Katannya, sinergitas antarelemen masyarakat dibutuhkan untuk mewujudkan harmoniasi. Hal ini dapat meminimalisir potensi konflik yang ada ditengah masyarakat.

     Direktur Puskab NTB, Muhammad Tahir Irhas, S.Ag, M.Pd, mengatakan kebijakan pemerintah juga dapat menimbulkan gejolak. Untuk itu dibutuhkan sinergitas untuk kemajuan daerah. “Tanpa mengecilkan arti kebijakan pemerintah, kadang ada lebih dan kurangnya,” ujarnya.

     Namun, kata  Tahir, tidak bisa ditambik munculnya kelompok kiri yang ikut memberi pengaruh secara sosial. Mereka bisa menjelma antara pro dan anti demokrasi, antra anti anarkis dengan mengambil jalan kekerasan. “Kadang gerakan itu juga menimbulkan kekerasan,” katanya. (BE.16)

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.
Advertisement

Berita Terkait

Opini & Sudut Pandang

Oleh: Khairudin M. Ali*) SAYA sebenarnya sudah lama memprediksi dan mengingatkan semua pihak, sebelum ribut-ribut media mempersoalkan kerja sama dengan pemerintah seperti yang terjadi...

Hukum & Kriminal

Bima, Bimakini.- Untuk wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB), Bima merupakan daerah dengan tingkat kriminalitas tinggi. Hal itu disampaikan Kapolda NTB, Brigjen Pol Drs. Umar...

Hukum & Kriminal

Dompu, Bimakini.- Situasi kondusif sangat dibutuhkan dalam kegiatan pembangunan. Bila pembangunan baik, maka demikian juga dengan situasi keamanan. Untuk menangani konflik, dibutuhkan sinergitas semua...

Pemerintahan

Bima, Bimakini.- Selain masalah kualitas bibit jagung, ternyata petani Punti, Soromandi juga permasalahkan kuantitasnya yang diterima oleh masyarakat. Hal ini juga  menjadi sorortan saat...

Dari Redaksi

ADA satu pertanyaan yang selalu mengemuka di tengah dinamika kehidupan sosial kita. Mengapa konflik antarkelompok warga selalu muncul di Dana Mbojo? Pertanyaan yang selalu...