
Massa yang menolak pelantikan Sultan ke-16 Bima.
Bima, Bimakini.com.- Agenda pelantikan Sultan ke-16 Bima yang digelar Kamis (4/7) di halaman Asi Mbojo diwarnai aksi demonstrasi yang dilakukan gabungan sejumlah elemen mahasiswa dan pemuda. Massa menyampaikan aspirasi menolak kegiatan pelantikan tersebut dengan berbagai alasan.
Aksi massa berjumlah belasan itu berlangsung ricuh, Kedatangan mereka dihadang sejumlah pemuda yang diduga preman pengaman kegiatan itu. Saat baru, beberapa menit menyampaikan orasi di depan Masjid Sultan Muhammad Salahuddin, gerombolan pemuda datang dan berusaha merebut pengeras suara dan memaksa massa agar bubar.
Ketegangan sempat terjadi dan sebagian massa ada yang berlari mengamankan diri, karena diduga ada pemuda yang membawa senjata tajam. Untungnya, kericuhan tidak meluas karena cepat diredam oleh aparat Kepolisian dibantu TNI yang berjaga mengamankan kegiatan.
Beberapa saat setelah itu, massa kembali berkumpul di depan lokasi semula dan melanjutkan penyampaian orasi. Dalam aksinya massa membawa spanduk bertuliskan penolakan mereka terhadap pelantikan Sultan Bima karena dinilai melanggar konstitusi negara.
Namun, mereka hanya bisa menyampaikan aspirasi di depan Masjid Sultan Muhammad Salahuddin karena dihalang barikade Kepolisian dan TNI. Pengamanan kegiatan budaya yang mengundang tamu dari berbagai Kerajaan Nusantara hingga negara tetangga tersebut dikawal sangat ketat.
Perwakilan massa, Burhan, dalam orasinya menilai pelantikan Sultan ke-16 Bima telah menciderai asas demokrasi dan konstitusi Negara Indonesia. Hal itu karena kemerdekaan Indonesia telah menyatukan sekat wilayah Kerajaan di Nusantara dan bersatu dalam satu negara kedaulatan.
“Kalau pelantikan ini dipaksakan, wilayah mana yang akan mereka kuasai. Ini menciderai konstitusi negara dan merupakan pengkhianatan terhadap negara,” kritiknya.
Setelah menyampaikan berbagai kritik yang berisi penolakan terhadap pelantikan itu, massa kemudian membubarkan diri secara tertib tanpa mengganggu prosesi kegiatan di halaman Asi Mbojo. (BE.20)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.
