Connect with us

Ketik yang Anda cari

Dari Redaksi

Polisi Kita

ilustrasi

Ada sikap ambiguitas masyarakat terhadap aparat Kepolisian muncul di tengah kehidupan masyarakat. Itu terekspresi ketika mereka bertemu Polisi dalam kehidupan sehari-hari. Dibahasakan dalam kalimat ‘untung ada Polisi’, ‘awas ada Polisi’  dan ‘sialan ada Polisi’. Dulu pun, saat era Orde Baru, ketika ada anak menangis, mereka ditakut-takuti dengan memanggil Polisi. Diakui atau tidak, kenyataan  itu mewarnai beragam pandangan masyarakat terhadap Polri.

Ambiguitas seperti itu adalah fakta sosiologis. Sikap masyarakat seperti itu diurai oleh Eko Suprihanto, Perwira Menengah Polri, dalam tulisannya. Tentu saja, harus disikapi bijak dan dijadikan wahana introspeksi. Langgam perjalanan Polri memang menarik dicermati. Tidak saja ketika era Orde Baru, tetapi juga ketika reformasi institusi Kepolisian digaungkan.

Harapan masyarakat terhadap sosok Polri sebagai pemeliharaan keamanan dan ketertiban sangatlah tinggi. Apalagi, di tengah penegakan supremasi yang dinilai masih karut-marut. Dalam aksinya, harus diakui Polri telah berhasil mengungkap berbagai kasus kejahatan berbagai level, sehingga mengangkat pencitraan mereka di mata publik.   

Namun, beragam aksi negatif anggotanya pada berbagai daerah dan Mabes juga telah berkontribusi terhadap pencitraan negatif. Sudah lazim memang, aksi yang semata-mata personel, institusi pasti kena getahnya. Wajar saja kemudian ketika jati diri Polri dalam arah negatif, memunculkan hujatan dan kekecewaan. Keraguan terhadap soal profesionalisme pun muncul. Polri kini tengah ditantang menunjukkan jati dirinya di tengah tingkat ekspektasi publik yang semakin meninggi.  
      Nah, momentum peringatan Hari Bayangkara ke-67 harus dijadikan media untuk merefeklsksi kritis keseluruhan perjalanan organisasi. Kita percaya aksi-aksi tidak simpatik yang mengerucut di ruang publik selama ini adalah tindakan personal semata, bukan institusi. Kita pun percaya, reformasi Polri bukanlah pekerjaan semudah mengerdipkan mata, sehingga ada tahapan yang dilalui. Bukankah mengubah mentalitas adalah hal sulit?   

Kita mengharapkan dapat dijadikan media titik balik kesadaran baru seiring reformasi Polri.  Pemuliaan terhadap profesi juga dituntut untuk meminimalisasi cibiran publik. Polri diharapkan terus mampu tampil sebagai sosok alat negara yang profesional, dalam hal penegakan hukum, pemelihara Kamtibmas serta  mampu memberi perlindungan, pengayoman dan pelayanan masyarakat. Beban yang tidak ringan sehingga membutuhkan kekompakkan tim yang terus dijaga.

Akhirnya, selamat Hari Bayangkara ke-67. (*)

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait

Hukum & Kriminal

Bima, Bimakini.- Beberapa hari ini beredar di Media Sosial (Medsos) Facebook bahwa Kapolsek Bolo, AKP. Hanafi Jr menerima uang untuk penyelesaian kasus, informasi tersebut...

Hukum & Kriminal

Kota Bima, Bimakini.- Enam orang diduga pestas sabu ditangkap, Rabu (16/11/2016) pukul 16.50 Wita di kosa-kosan pertama Rt 09 RW 03 Kelurahan Lewirato Kecamatan...

Hukum & Kriminal

Kota Bima, Bimakini.-  Jajaran Polres Bima Kota berhasil mengamankan kendaraan yang mengangkut pupuk bersubsidi, Senin (26/9) di Kecamatan Rasanae Timur Kota Bima. Pupuk itu...

Hukum & Kriminal

Bima, Bimakini.com.- Tahanan Polres Bima dalam kasus pencurian kendaraan bermotor (Curanmor),  Syukrin (29), warga Desa Talabiu Kecamatan Woha, kabur dari sel  Polres Bima. Peristiwa...

Hukum & Kriminal

Bima, Bimakini.com.- Aparat Polres Bima Kabupaten dipimpin Waka Polres, A Wakhid PU dan didampingi Kabag Ops, IPTU Muslih, dan  anggotanya menyisir  sepanjang sungai dan...