Bima, Bimakini.com.- Bantrok antarkampung justru semakin marak terjadi di Kabupaten Bima. Silih bergenti antara satu kampung dengan kampung lainnya terjadi bentrokan. Kenyataan ini patut disesalkan, seolah masyarakat juga tidak menjadi agama sebagai sumber solusi.
Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Bima, Ilham Yusuf mengaku menyesalkan maraknya bentrok antarkampung. Seolah Islam tidak lagi menjadi soluasi ditengah masyarakat. Demikian juga dengan para pemuda yang lebih berani untuk “memerangi” saudara sendiri.
“Pemuda kita sekarang lebih gagah dan lebih jantan menghadapi saudara sendiri. Padahal Allah telah mempersaudarakan kita dengan Islam,” kata Ilham dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini via Handphone (HP), Senin (12/8/2013).
Perang antarkampung, kata dia, selama ini kerap dipicu oleh para pemuda dan meluas. Untuk itu menjadi kewajiban bagi semua, termasuk pemimpin menyatukan mereka yang berseteru. “Rasulullah mengingatkan kita. Bukan termasuk golonganku orang yang menyeru kepada ashobiyah,” ujarnya.
Ashobiyah sendiri, jelasnya, bermakna fanatisme kelompok atau kampung. Mati karena membela ashobiyah tidak termasuk golongan Rasulullah. “Sekarang kita bukannya berani mati membela agama, malah lebih berani membela ashobiyah,” ujarnya.
Diharapkannya, dalam penyelesaian masalah konflik di Bima lebih mendahulukan pendekatan agama. penanaman nilai-nilai Islan harus terus digalakkan, terutama dikalangan generasi muda. (pian)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.
