Connect with us

Ketik yang Anda cari

Pendidikan

Honor Disunat, Guru Honorer “Menjerit”

ilustrasi

Kota Bima, Bimakini.com.- Gaji guru honorer yang bersumber dari APBN, diduga disunat untuk kegiatan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kota Bima. Pemotongan antara Rp300 ribu hingga Rp600 ribu itu diduga sudah terjadi beberapa kali. Sejumlah guru mengaku keberatan dengan kebijakan yang dianggap merugikan guru honor.

Sejumlah guru honorer mendatangi wartawan dan mengungkapkan keluh kesahnya. Pasalnya, mereka hanya berharap dari pendapatan APBN. Itupun diterima per tiga bulan, dengan nilai Rp300 ribu per bulannya. Tiap penerimaan per tiga bulan atau senilai Rp900 ribu.

“Namun kami tidak bisa menerima utuh, karena harus dipotong lagi oleh dinas. Jumlahnya bervariasi tiap guru honor, paling sedikit 300 ribu rupiah. Kami tidak bisa menerima ini. Karena jumlah gaji itu saja tidak cukup,” kata salah satu guru yang minta namanya tidak dikorankan.

Guru tingkat SLTA ini mengaku, semua guru honor keberatan atas kebijakan tersebut. Setiap guru honor mulai dari TK hingga SMA yang  mendapat tunjangan dari APBN, diwajibkan mendapat rekomendasi dari dinas. Jika tidak, dana tersebut tidak cair. “Belum lagi di potong di bank-nya 100 ribu rupiah,” katanya Minggu (11/8).

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Kebijakan ini, kata dia, terjadi  baru ini. Ketika masa jabatan kepala dinas sebelumnya, tidak pernah ada pemotongan. Demikian juga tidak menggunakan rekomendasi di bank. “Ini katanya untuk kegiatan seminar dan lainnya. Namun selama pemotongan beberapa kali, tidak pernah ada kegiatan tersebut,” ujarnya.

Mereka meminta agar ada tindakan terhadap pejabat di Dinas Dikpora Kota Bima. Mestinya dapat memikirkan kondisi pegawai honor yang hanya mengandalkan pendapatan dari APBN. 

Guru honor lainnya mengakui hal serupa. Pemotongan dilakukan bervariasi. Setelah mencairkan ke bank, harus kembali ke bagian Bidang Pendidikan Non Formal menyerahkan dalam bentuk amplop. “Kadang ada teman yang menyerahkan dalam bentuk amplop tertutup untuk membuka saja isinya,” ujar guru salah satu pendidikan taman kanak-kanak ini.

 Sementara itu, Sekretaris Dinas Dikpora Kota Bima, Alwi Yasin, yang dikonfirmasi via hanphone (HP) mengaku akan menyelidi hal tersebut. Termasuk akan meminta klarifikasi atas pemotongan tersebut. “Terimakasih atas informasinya, besok (hari ini, Red) saya akan panggil orangnya,” katanya. (BE.16)

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait

Peristiwa

Bima, Bimakini.- Pegawai  Tata Usaha SMPN 2 Madapangga, Arifin M Saleh, rupanya sudah mengantongi SK Honor Daerah sejak Tahun 2005. Arifin tetap sabar dan...

Pendidikan

Bima, Bimakini.- Serikat Guru Indonesia (SGI) Bima menjalin kerja sama dengan penerbit SMI Yogyakarta untuk menerbitkan buku tulisan best practice guru. Pada 7 Februari...

Opini

Oleh: Eka Ilham, M.Si *)   RENDAHNYA alokasi anggaran pendidikan yang disediakan pemerintah negara berkembang, menjadi salah satu alasan klasik rendahnya daya dukung penyelenggaraan...

Opini

Oleh: Eka Ilham.M.Si *)   WACANA mengenai politik pendidikan di Indonesia terbilang cukup asing di kalangan masyarakat awam, bahkan perbincangan mengenai hal ini dianggap...

Opini

Oleh: Eka Ilham., M.Si *)   DI penghujung tahun di awal November ini, pemerintah Kabupaten Bima melaksanakan test  calon kepala sekolah (Cakep). Jumlah pesertanya...