Bima, Bimakini.com.- Pasca Idul Fitri, sejumlah ketegangan dan bantrok antar kampung terjadi diwilayah hukum Polres Bima Kabupaten. Pemicu bentrok hal sepele, namun merembet menjadi konflik komunal.
Kapolres Bima Kabupaten, AKBP Eka Wanaprasta, SIK mengatakan beberapa desa yang terlibat bentrok pasca-lebaran adalah Samili – Sakuru, Sie – Tente, Nisa dan Cenggu. Namun ketegangan antar-kampung itu telah berhasil diredam.
Ekawana mengatakan pemicu konflik itu adalah hal sepele, seperti adanya kesalahpahaman, bersenggolan di jalan dan adanya persoalan lama. Perselisihan ini sebenarnya hanya melibatkan beberapa orang, namun karena adanya solidaritas kelompok meluas.
“Yang lain tidak melihat lagi apakah temannya salah atau tidak, yang penting membela saja,”ujarnya kepada wartawan di Cenggu, Minggu (11/8/2013).
Diharapkannya, masyarakat dapat menahan diri dan tidak mudah terpencing dengan isu yang belum jelas. Selain itu dapat menyelami persoalan, tidak hanya memunculkan solidaritas kelompok.
Saat konflik terjadi, salah seorang petani terlihat cemas. H Ru, warga Desa Cenggu hanya bisa melihat dari jauh tanaman bawangnya yang dijadikan arena bentrok. Sempat berniat untuk masuk ke lokasi bentrok untuk melihat tanaman bawangnya, hanya saja dilarang warga lainnya. “Bawang saya sepuluh hari lagi akan panen,” katanya.
Dia menduga sebagian tanaman bawangnya rusak diinjak warga yang terlibat bentrok. Diharapkannya, konflik tersebut cepat mereda, agar tanaman warga tidak menjadi korban. Apalagi saat ini harga bawang cukup mahal, kerugian besar akan diderita jika tanaman seluas 25 are itu rudak berat. “Tanaman bawang saya lagi bagus-bagusnya,” ujarnya. (pian)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.