Bima, Bimeks.-
Penerapan kurikulum berbasis pendidikan karakter yang mulai diterapkan tahun 2014 mendatang, rupanya sudah diharapkan masyarakat dan guru sejak lama. Termasuk pendidik di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Inpres Risa 1 Kecamatan Woha Kabupaten Bima.
Guru setempat, Arsyad Ismail, mengatakan, sesuai hasil rapat koordinasi sekolah dengan orangtua murid, umumnya masyarakat sangat mendukung dan menantikan penerapan kurikulum berbasis pendidikan karakter. Terutama beberapa desa di Kecamatan Woha masuk kategori zona merah rawan konflik.
Melalui kurikulum pendidikan karakter diharapkan mampu membentuk sikap positif siswa sejak dini, sehingga saat menginjak usia remaja tidak terlibat perbuatan negatif mengonsumsi Narkoba maupun terlibat perkelahian. “Pendidikan karakter sangat dibutuhkan terutama di desa seperti di Risa ini, masyarakat atau orangtua murid sangat mendukung. Kami pendidik juga sangat merespons perubahan kurikulum ini,” katanya.
Hanya saja, kata Arsyad, untuk mencapai hasil yang diharapkan dari perubahan kurikulum memerlukan waktu. Karena untuk mengubah karakter siswa yang telanjur tidak disipilin memerlukan beberapa tahapan. Selain melalui Kegiatan Belaja-Mengajar (KBM), penerapan kurikulum baru memerlukan partisipasi orangtua.
“Perlu juga dukungan orangtua, tidak melepas seluruhnya kepada sekolah. Salahsatu jalanya dengan membimbing anak, perlu dari beberapa arah selain dari sekolah,” katanya.
Dikatakannya, upaya lain menghadapi kurikulum pendidikan berkarakter, sekolah setempat juga rutin menggelar kegiatan keagamaan atau Imtaq.
“Kegiatan Yasinan, doa bersama juga rutin kita laksanakan. Kendala utama kita di desa memang karena factor latar belakang orangtua siswa yang umumnya petani. Jadi perlu kerja keras dari guru,” pungkasnya. (BE.17)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.