Bima, Bimeks.-
Kemarau panjang yang melanda sejumlah wilayah di Indonesia, termasuk Kabupaten Bima, menambah derita warga dusun Ndano Ndere Desa Bajo Kecamatan Soromandi. Betapa tidak, untuk mendapatkan air bersih warga setempat harus berjalan atau menggunakan sepeda motor hingga beberapa kilometer.
Ndano Ndere merupakan salahsatu dari 10 dusun di desa Bajo Kecamatan Soromandi. Letaknya berada lebih kurang 200 meter di permukaan laut dan berbatasan dengan Kecamatan Donggo.
Warga setempat, Yusuf mengungkapkan, tidak hanya saat musim kemarau, saat hujan warga setempat juga harus mengantri hingga berjam-jam atau berjalan beberapa kilometer untuk mendapatkan air bersih sebagai kebutuhan rumah-tangga.
“Kalau pas musim hujan biasanya kadang kita siapkan ember untuk tampung air hujan, kadang ambil di bak penampung dari pipa yang berasal dari desa Doridungga. Tapi banyak juga yang jalan atau naik sepeda motor mengambil langsung di atas,” katanya di Soromandi, kemarin.
Diakuinya, akibat kekurangan air, warga setempat terpaksa mandi sekali sehari kadang selang-seling. Saluran air pada bak penampung hanya tidak mencukupi kebutuhan warga. Apalagi, untuk kebutuhan pertanian.
“Kadang sering juga air di bak penampung tidak mengalir, karena kadang pipa dirusak orang di atas, kadang dicabut, sehingga kadang tiga hari warga di sini sulit dapat air. Kalau pas musim hujan sih enak tinggal tampung saja pakai ember,” katanya.
Diungkapkannya, sebenarnya sudah pernah ada tim surveyor yang menyurvai rencana pemboran mata air. Sudah pernah ada rencana menggunakan bor Kanada, tetapi tiba-tiba tanpa alasan yang jelas justru dipindahkan ke tempat lain.
“Andai saja bor Kanada dulu masuk kampung kami, mungkin masyarakat akan sangat bahagia, kegiatan pertanian juga hidup. Karena desa Bajo merupakan satu-satunya wilayah yang tidak memiliki petak sawah,” ungkap mantan Kepala Desa Bajo ini.
Warga lain, Nurdin, mengungkapkan, beberapa tahun lalu, setiap pekan kampung setempat mendapatkan distribusi air bersih menggunakan mobil tangki. Namun, terhenti semenjak warga mengetahui jika air yang didistribusikan diambil dari saluran irigasi kotor.
“Dulu sempat kami memergoki petugas mobil tangki yang bawa air ke dusun kami, ternyata mereka ambil dari parit di Kecamatan Bolo. Kami lihat langsung petugas itu dan langsung kami larang membawa air ke kampong kami lagi. Dari pada masyarakat sakit perut dan penyakit lain. Lebih baik antre walaupun lama,” katanya. (BE.17)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.
