Bima, Bimeks.-
Sebanyak 18 siswa berbagai tingkatan Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Soromandi antusias mengikuti pelatihan jurnalistik dan fotografi yang dilaksanakan di sekolah setempat, Minggu (22/9). Kegiatan tersebut digelar oleh Kampung Media Wadupa’a Kabupaten Bima dan OSIS setempat.
Materi pelatihan jurnalistik dasar, teknik menulis hard news/news feature) disampaikan Pemimpin Redaksi (Pemred) bimakini.com/redaktur harian pagi Bimeks, Sofyan Asy’ari. Materi motivasi dan teknik reportase sederhana konsep jurnalis warga (citizen journalist) disampaikan pengurus Kampung Media Wadupa’a.
Dalam pemaparannya, Sofyan Asy’ari, menjelaskan, secara umum, dari kecil manusia termasuk siswa sudah melaksanakan aktivitas jurnalistik. Hal itu dilihat dari kebiasaan menceritakan informasi kepada orang lain. Proses komunikasi atau penyampaian informasi merupakan bagian dari aktivitas wartawan.
“Dari kecil kita sudah biasa bertanya dan memiliki kebiasaan bercerita, enah apa saja. Misalnya ada sebuah kejadian, adik-adik siswa pasti pernah cerita ke teman-temannya, misalnya tadi melihat satukejadian. Hanya saja itu belum didokumentasikan dalam bentuk tulisan,” jelasnya.
Dikatakannya, sebenarnya kegiatan menulis tidak hanya dilakukan wartawan, tetapi juga masyarakat umum. Karena melalui tulisan setiap orang bisa menggali atau mengingat kembali peristiwa yang terjadi. Apalagi,kemampuan otak manusia mengingat peristiwa terbatas.
“Makin banyak informasi maka kemampuan otak mengingat juga terbatas. Untuk itu lah kita butuh dokumentasi salah satunya dalam bentuk tulisan,” katanya.
Menurut dosen Jurnalistik STIT Sunan Giri Bima ini, menulis berita atau karya apapun ibarat menyeduh teh atau membuat kue, karena proses pembuatannya memerlukan bahan atau peralatan seperti gelas, air, sendok, demikian juga dengan berita memerlukan informasi sebelum diramu menjadi tulisan.
“Seduh kopi atau teh nggak cukup air, karena perlu gula dan takarannya juga harus pas karena kalau kebanyakan gula terlalu manis, kebanyakan kopi bisa pahit. Nah, seperti itu jgua dalam menulis berita. Dalam menulis berita secara umum kita harus memerhatikan unsur 5 W+ 1 H,” katanya.
Sofyan mengatakan, dalam menulis berita atau karya lain bisa dimulai apa saja terutama hal yang menarik bagi penulis. Dalam menulis berita,juga perlu memerhatikan sinkronisasi antara judul dengan lead berita. Sebab unsur tersebut ibarat anatomi tubuh. Sisi menarik dalam diri manusia berada di kepala, karena mewakili segala hal lain.
Demikian juga untuk kegiatan fotografi perlu memerhatikan teknik pengambilan foto. Karena karya yang bermutu tidak selamanya diciptakan dari jenis kamera mahal.
“Menulis apapun bisa dari hal sederhana, terserah kita yang penting ada bahannya. Persoalan apakah kopi yang kita seduh itu nikmat atau tidak, tentu kita harus memilih sudut padang atau angel yang cocok. Antara judul berita dengan lead juga harus nyambung. Karena kalau judul tulisan saja nggak bagus, orang nggak tertarik membacanya,” jelasnya.
Ditambahkannya, umumnya persoalan penulisan bukan karena kesalahan memilih sudut pandang (angel) tetapi bergantung kemauan memulai. “Kalau pun adik-adik siswa berbeda-beda dalam memilih sudut pandag dalam memulai tulisan itu nggak maslah, karena kalau kita mau menulis sesuatu itu tersereah kita. Cuma persoalannya bergantung mau tidak kita memulai menulis. Semakin banyak kita menguasai kosa kata dan wawasan apa yang akan ditulis, maka akan semakin bagus,” katanya.
Secara terpisah Koordinator Liputan Kampung Media Wadupa’a, Jufrin, S.Pd, mengungkapkan, pelatihan jurnalistik sengaja digelar komunitas setempat untuk mendorong semangat menulis dalam siswa, terutama mengubah budaya bertutur menjadi kebiasaan menulis.
“Selama ini kami melihat siswa di sini punya bakat, hanya saja terkendala tidak ada media atau orang mendorong. Kita tahu itu Karena belum lama ini SMAN 1 Soromandi juara lomba teather tingkat pulau Sumbawa, lomba LPI. Mereka juga senang menulis hanya saja selama ini tidak ada yang mengarahkan,” katanya.
Dikatakannya, setelah pelatihan jurnalistik Kampung Media setempat akan membimbing dan menfasilitasi siswa agar menghidupkan kembali majalah dinding di SMAN 1 Soromandi.
“Rencananya kami juga akan membantu siswa dalam menata mading agar bagus, membuat tulisan yang enak dibaca. Karya-karya atau hasil reportase siswa juga akan kami muat dalam blogspot Kampung Media Wadupa’a. ini merupakan tahap awal merangsang budaya menulis,” pungkasnya.
Saat pelatihan jurnalistik, siswa langsung diarahkan menulis berita dalam bentuk straight/hard news. Berdasarkan hasil koreksi pemateri, umumnya tulisan siswa sudah bagus. (BE.17)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.