Bima, Bimakini.com.-Keberangkatan sebanyak 47 (sebelumnya diberitakan 40) istri pejabat dan pejabat ke Thailand, dinilai sebagai bentuk mulai masuknya virus hedonisme di kalangan pejabat dan keluarganya. Muncul trend jika menjadi pejabat, maka kehidupannya harus berfoya-foya dan memamerkan miliknya.
Padahal, menurut Direktur Lumbung NTB, Husain Laodet, pejabat tidak seharusnya menunjukkan perilaku hidup hedonis itu. Sifat pelayan yang seharusnya melekat pada diri mereka, seolah lenyap dan menjadi “parasit” berbahaya bagi daerah dan masyarakat.
“Saya pikir tidak semestinya istri pejabat melancong secara vulgar begitu. Lagian bukan hal aneh, gaya konsumtif dan hedonis memang menjadi trend di kalangan pejabat kita saat ini,” katanya, Kamis.
Bahkan, kata mediator Jejak Bima ini, bukan rahasia lagi ketika pejabat bepergian keluar daerah dengan menggunakan SPPD, mengajak anak dan istrinya. Tidak hanya itu fasilitas jabatan seperti kendaraan dinas kerap digunakan diluar kepentingan dinas oleh anak dan istri.
“Sekarang kita tanya dari sekian wira- wiri pejabat sejak dulu atas nama tugas, studi banding atau apalah, adakah yang berdampak pada perkembangan kemajuan pembangunan masyarakat? Nah, sekarang segerombol istri pejabat lenggak-lenggok ke Thailand ketika kasus gizi kurang dan gizi buruk angkanya meningkat,” ujarnya.
Dikatakannya, ini bukan persoalan uang siapa yang digunakan ke Thailand. Dipertanyakan juga bagaimana kepekaan para suami yang pejabat terhadap perilaku istri yang sudah kelas berwisatanya ke luar negeri. “Kondisi pejabat Pemerintah Daerah kita sudah sakit dah sangat akut,” katanya.
Diyakininya, ketika kembali dari Thailand para istri pejabat dan pejabat ke Thailand ini tidak akan memiliki rasa malu kepada masyarakat. Mereka akan tetap bangga, meski selama mereka pergi direaksi oleh berbagai elemen. “Kalau sudah bagini, daerah ini sakit,” pungkasnya. (BE.16)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.
