Bima, Bimakini.com.-Pembangunan di Kalaki sebagai pusat wisata bahari dinilai tidak jelas. Masalahnya, sudah miliaran dana APBD yang dialokasikan untuk memoles pantai di Desa Panda Kecamatan Palibelo tersebut. Nyatanya, seperti Water Boom yang menghabiskan Rp1,8 miliar tidak ada apa-apanya.
Anggota DPRD Kabupaten Bima, Ahmad, SP, M.Si, mengatakan saat esekutif meminta pengucuran dana untuk memoles Kalaki, memaparkan tentang master plan. Atas pemaparan yang apik, maka Dewan pun menyetujui anggaran untuk mejadikan Kalai pusat wisata bahari.
Namun, kenyataannya tidak terlihat polesan seperti yang dipaparkan sebelumnya. Tidak terlihat adanya daya tarik di pantai Kalaki, justru fasilitas yang dibuat oleh pihak swasta, seperti kolam banyak dikunjungi.
“Sebenarnya ini menjadi kewenangan Komisi II, hanya saja saat pembahasan itu saya sebagai Ketua Komisi II. Jadi ini hanya menjadi tanggungjawab moral saja untuk mempertanyakannya kembali,” katanya di DPRD Kabupaten Bima, Selasa (17/9).
Menurutnya, patut menggugah kembali eksekutif yang merencanakan pengembangan kawasan panati Kalaki. Water boom saat ini tidak terlihat menarik dan kurang maksimal dikelola. Termasuk fasilitas air yang tidak menunjang sebuah aset wisata.
Hal sama dikatakan oleh mantan anggota Komisi II, Ahmad Yani Umar, SE.I, M.Pd. Jika tidak jalas hasil penggunaan uang untuk pengelolaan pantai Kalaki, bisa menjadi temuan. Besarnya anggaran tidak sesuai dengan hasil yang ada saat ini. “Jangan sampai masalah Water Boom ini menjadi ‘bom waktu’ bagi eksekutif sendiri,” katanya.
Untuk itu, dia mengharapkan presentasi apik eksekutif sebelumnya dapat ditunjukkan keseriuasannya. Sesuai gambaran tentang bagaimana penataan Kalaki sebelumnya. (pian)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.