Bima, Bimakini.com.- Sejumlah calon anggota legislatif (Caleg) menilai pernyataan itu Ibnu Khaldun, M.Si, yang meminta seluruh Caleg dan partai politik (Parpol) menghentikan tindakan “penipuan” kepada masyarakat menjelang Pemilu Legislatif tahun 2014 terlalu ‘memukul rata’ atau men-generalisasi. Seperti direaksi oleh Drs. H. Zainul Arifin, M.Si dan Ahmad Yani Umar, SE.I, M.Pd.
Caleg DPR RI, Drs. H. Zainul Arifin, M.Si, mengatakan pernyataan Ibnu telalu menyamakan semua Caleg dan partai telah “menipu” masyarakat. Mestinya ada tolok- ukur yang disampaikan kepada publik mengenai siapa Caleg dan Parpol yang terlibat “penipuan” itu.
“Pernyataan Ibnu jangan sampai membuat masyarakat salah menafsirkan, bahwa saat ini semua partai dan Caleg telah menipu. Ini bisa merugikan dan mencermarkan para Caleg,” katanya di Salama, Rabu (9/10).
Dalam kerangka untuk pendidikan politik, kata Zainul, tidak ada masalah, namun bahasa yang digunakan harus tepat. Karena jika bahasa yang digunakan kepada publik salah, maka muncul kesalahan penafsiran. “Seolah-olah penipuan oleh parpol dan Caleg sedang berlangsung atau terjadi, sehingga harus dihentikan. Pernyataan ini merugikan kami sebagai Caleg,” katanya.
Mantan Bupati Bima ini menilai Ibnu keliru jika menyimpulkan bahwa Caleg pada Pemilu 2014 mendatang tidak berkualitas. Namun, justru dinilainya lebih baik dari Pemilu Legislatif sebelumnya. “Pemilu sebelumnya parpol banyak, sehingga Caleg asal comot. Sekarang Parpol sedikit, sehingga Parpol selektif menentukan Caleg-nya,” katanya.
Zainul mendukung adanya pendidikan politik bagi masyarakat agar dapat menentukan pilihan secara tepat. Melihat dan menilai siapa Caleg yang dapat membawa amanah aspirasinya. “Silakan masyarakat cerdas menilai, memilih dengan nurani. Bagi saya, silakan pilih dan hormati yang lainnya,” katanya Caleg Partai Amanat Nasional ini.
Mengenai Caleg yang mengedit fotonya, baginya tidak ada masalah, karena tidak ada aturan melarang. Namun, Caleg itu bisa saja rugi kalau terlalu mengubah penampilannya dengan memanfaatkan kecanggihan komputer.
“Jangan terlalu mencari-cari kesalahan yang tidak subtansial. Namun, bagaimana membangun politik yang lebih baik lagi,” ungkapnya.
Caleg lainnya, Ahmad Yani Umar, SE.I, M.Pd, menilai pernyataan Ibnu jangan menyamakan semua Caleg dan Parpol telah terlibat penipuan. Diyakininya banyak Caleg yang benar-benar ingin memerjuangkan aspirasi masyarakat, bukan untuk menipu.
Dia juga setuju, jika semua Caleg harus jujur kepada pemilih, menyampaikan apa adanya kepada masyarakat. Karena itu menjadi bagian dari pendidikan politik. “Semua Caleg memang sebaiknya harus jujur kepada masyarakat,” kata caleg Hanura Kabupaten Bima ini melalui telepon seluler, Kamis.
Sebelumnya, pengamat politik dari Pusat Kajian Pemilu dan Partai Politik (Central Election and Political Party/CEPP) Universitas Indonesia, Ibnu Khaldun, M.Si,meminta seluruh Caleg dan Parpol menghentikan tindakan “penipuan” kepada masyarakat menjelang Pemilu Legislatiftahun 2014.
Menurut kandidat Doktor Universitas Indonesia ini, selama ini Caleg dan pengurus Parpol cenderung “menipu” rakyat melalui pemasangan alat peraga kampanye seperti baligo, stiker, spanduk maupun poster. Sebab dalam alat paraga para Caleg dan Parpol mencantumkan profil, jargon dan foto yang sudah diedit sedemikian rupa,walaupun tidak sesuai kenyataan.
Katanya, citra yang diperlihatkan dalam spanduk itu, foto yang diedit sedemikian rupa, visi-misi yang sedemikian rupa. Mestinya, lebih baik menunjukkan kualitas asli. “Kalau kita perguruan tinggi, menginginkan kejujuran, karakter positif seperti yang ditanamkan pada mahasiswa. Selama ini para Caleg sudah berimijinasi, menunjukkan penampakkan yang tidak aktif, pencintraan diri sedemikian rupa, “menipu” calon pemilih,” ujarnya di STKIP Taman Siswa Bima, Selasa lalu. (pian)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.