Bima, Bimakini.com.- Jumlah korban keracunan makanan di Kecamatan Lambu terus berderet panjang. Kalau sebelumnya hanya sekitar 335 orang, kini mencapai 472 orang. Penambahan itu berdasarkan data pihak Pusat Kesehatan Masyarakat (PKM) Lambu yang menerima pasien sejak Minggu malam hingga Senin siang.
Sekretaris PKM Lambu, Arifin, SH, mengatakan pihaknya masih menangani korban keracunan nasi bungkus saat acara pernikahan pada Sabtu lalu. Penambahan para pasien yang didominasi anak-anak itu mulia terjadi sejak Minggu malam. Setelah sertaus lebih korban sebelumnya berangsur pulih, muncul lagi ‘gelombang kedua’ yang merasakan efek keracunan.
“Kini jumlah korban menjadi 472 gabung dengan yang dirawat di Sape. Penambahan itu mulai kemarin (Minggu) malam,” katanya melalui pesan singkat, kemarin sore.
Imbas lain dari kasus itu, berkembang desas-desus yang menyatakan bahwa ada oknum tertentu yang terlibat dalam keracunan masal itu. Mereka juga mengaitkan nama seseorang dengan kejadian sama sebelumnya yang menimpa beberapa orang.
Akibatnya, warga menganiaya seorang wanita yang diidentifikasi bernama Aminah karena desas-desus itu. Saat ini, kasus itu ditangani pihak Kepolisian. Senin siang, puluhan personel Kepolisian menuju Lambu bersenjata lengkap untuk mengamankan situasi.
Seperti diberitakan sebelumnya, ratusan warga terkapar setelah mengonsumsi makanan usai pesta pernikahan keluarga Syamsudin-Tiara, warga RT 13 RW 06 Desa Lanta Barat. Mereka dirawat di Pusat Kesehatan Masyarakat (PKM) Lambu dan PKM Plus Sape.
Mereka mengaku mengalami mual dan pusing. Mereka yang dirawat di PKM Lambu sebanyak 146 orang, sedangkan PKM Plus Sape menangani 189 orang. Atau total pasien sebanyak 335 orang.
Ada yang menduga keracunan itu bersumber pada tiga jenis, yakni daging ayam, bumbu gulai, dan mi. Namun, pihak medis belum bisa memastikannya, karena harus melewati pengujian contoh pada laboratorium.
Suasana riuh dan hilik-mudik pasien dan keluarganya terlihat di PKM Sape, malam itu. Para pasien berdatangan dalam hitungan menit hingga memenuhi areal perawatan. Para petugas kesehatan kelabakan menanganinya, apalagi masyarakat juga memadati PKM karena ingin melihat dari dekat musibah itu. (BE.12)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.