Kota Bima, Bimakini.com.-Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Sunan Giri Bima, Sabtu (9/11) hari ini mewisuda 192 mahasiswa angkatan XII. Mahasiswa yang mengikuti wisata adalah program studi Pendidikan Agama Islam atau berhak menyandang gelar Sarjana Pendidikan Islam (SPd.I).
Jumat (8/11) kemarin, 192 mahasiswa mengikuti yudisium di kampus setempat. Ketua STIT Sunan Giri Bima, Drs. H. Mustafa HM. Ali secara simbolis menyerahkan Surat Keputusan (SK) Yudisium kepada perwakilan 10 mahasiswa.
Mustafa berharap kepada mahasiswa yang diwisuda untuk tetap menjaga hubungan emosional dengan institusi kampus, karena status alumni akan tetap melekat. “Jangan sampai menjadi kacang yang lupa akan kulitnya,” ujarnya.
Dikatakannya, orang yang lupa akan kebaikan orang lain maka dianggap tidak memiliki rasa bersyukur. Karena nikmat hidup akan terasa, jika pandai berterimakasih kepada orang lain.
Mustafa juga mengingatkan agar tidak puas dengan ilmu yang telah diperoleh saat ini. Namun, terus menggali dan mendalami apa yang telah dimiliki. Agama sendiri mengajarkan bahwa belajar itu mulai dari ayunan hingga liang lahat. “Ilmu itu juga harus diamalkan, karena berat dosanya orang berilmu tidak membagi kepada orang lain,” ungkapnya.
Alumni STIT Sunan Giri Bima, kata dia, harus bersikap dan bertindak sebagai intelektual Muslim. Tidak mudah terbawa arus emosi, tidak gampang menerima isu. “Jika ada orang yang datang membawa kabar, maka klarifikasi informasi itu. Jangan sampai orang yang tidak salah dipersalahkan,” ingatnya.
Intelektual Muslim sejati itu, kata dia, harus bersikap kritis, rasional, dan tidak gampang dihasut atau diprovokasi. Selain itu, mengingatkan mahasiswa selalu menerapkan kedisiplinan.
Ketua Yayasan, Drs. H. Muhammad, juga mengingatkan mahasiswa yang telah diwisuda agar menjaga citra almamater. Dia bangga terhadap pencapaian STIT Sunan Giri Bima yang kini mewisuda mahasiswa angkatan XII.
Ditekankannya juga tentang pentingnya mengamalkan ilmu yang bermanfaat bagi orang lain. Apalagi, kampus STIT dibangun atas dasar Ahlusunnah Wal Jamaah. Seorang pendidik harus bisa memahami kemuliaan kedudukannya.
Selain itu, mengingatkan agar menjauhi bahaya Narkoba, demikian juga dengan perilaku korup karena berbahaya. Wilayah Bima juga sudah dihinggapi bahaya tersebut. (BE.16)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.