Dompu, Bimakini.com.-Menyambut dan memeriahkan tahun baru Masehi dengan pesta glamour adalah hal biasa. Berbeda dengan kegiatan penyambutan tahun baru Hijriyah. Seperti yang dilaksanakan oleh sebagian warga masyarakat Polo Kelurahan Kandai II Kecamatan Woja Kabupaten Dompu.
Mereka menggelar acara ceramah, Yasinan, tahlilan, zikir, dan i’tikaf di masjid. Uniknya lagi, mereka gelar acara makan bubur bareng di jalan, tepatnya pertigaan jalan lapangan Polo.
“Kita gelar acara ini bagian dari rasa syukur kita kepada Allah dan upaya peningkatan hubungan silaturrahim diantara sesama,” ujar Dr. Nuril Furkan, M.Pd, Selasa (5/11), di sela acara makan bubur bareng di Polo Kandai II Dompu.
Alumnus Universitas Negeri Yogyakarta ini memaparkan, langkah-langkah peningkatan hubungan sosial-kemasyarakatan dan keagamaan umat harus terus dipupuk. Momentum menyambut dan memeriahkan yang acapkali digelar sebagai tradisi harus memberikan nilai positif bagi kehidupan masyarakat, terutama generasi muda. Disamping ajang untuk merefleksi kelemahan dan kelebihan selama ini. Syiar-syiar yang selama ini masih terkubur, saatnya dibangkitkan kembali untuk kesalehan individu dan kesalehan sosial.
“Ini yang sering kita lupakan. Makanya, dalam menyambut dan memeriahkan tahun baru 1435 Hijriyah ini menjadi momentum untuk merefleksikan kembali kehidupan silam sebagai i’tibar untuk masa kini dan yang akan datang,” katanya.
Warga Kandai II, Drs. H. Asraruddin, mengungkapkan kegiatan itu merupakan keniscayaan karena hal itu akan memberikan warna bagi kehidupan generasi berikutnya. “Kita salut dengan langkah kebersamaan karena hal ini bermakna positif bagi orangtua maupun anak-anak kita,” katanya.
Dia mengimbau umat lebih perduli terhadap anak-anak di rumah dan mengajak mereka mencintai masjid, menggandeng tangan mereka agar shalat berjamaah. “Mungkin langkah ini dianggap sepele, tetapi bermakna luas bagi anak-anak ke depan,” katanya.
Melalui i’tikaf, menurut Kepala SMKN 2 Dompu ini, merupakan salahsatu kegiatan yang sering dilakukan oleh anak-anak remaja di masjid Tolopolo. “Ini bukan pertamakali anak-anak beri’tikaf di luar bulan Ramadhan, tetapi ini momentum pergantian tahun yang juga menjadi bentuk inisiasi dari anak-anak untuk dekat dengan masjid,” paparnya.
Menurut pengakuannya, kegiatan makan bubur bareng ini semula hanya kecil-kecilan. “Justru menjadi besar dan melibatkan puluhan anak-anak dan orangtua,” ujarnya.
Katanya, nuansa kebersamaan terlihat, setelah makan bubur usai beberapa ibu-ibu yang memiliki kemampuan membagikan amplop kepada anak-anak dan orangtua yang menghadiri acara doa bareng dalam rangka makan bubur bareng ini.
Ketua BKM Masjid Tolopolo Keluraan Kandai II, Drs. H. Hidayat HA. Karim, M.Si, mengungkapkan, saatnya bangkit untuk kembali ke masjid. Masjid bukan hanya tempat untuk ibadah shalat saja, tetapi juga untuk ibadah yang lain termasuk mengaji, bermusyawarah atau kegiatan-kegiatan positif lainnya.
“Jadikan masjid sebahai tempat untuk bukan saja tempat ibadah dalam makna sempit, tetapi juga dalam makna luas,” katanya. (BE.15)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.
