Dompu, Bimakini.com.-Selama ini, Bupati Dompu, Drs. H. Bambang, lebih dikenal sebagai sosok lamban dan berhati-hati dalam pengambilan kebijakan. Termasuk terhadap pegawai yang tidak disiplin. Namun, kini file memori Anda mesti diubah.
Apa buktinya? Bupati mulai menunjukkan taringnya dengan menjemur 266 pegawai yang tidak hadir saat acara 1 Muharam 1435 Hijriyah di Pendopo, Senin lalu. “Saya akan memberikan sanksi tegas pada pegawai yang tidak hadir,” ujar Bupati di depan ratusan pegawai saat apel di lapangan Beringin, Rabu (6/11).
Saat itu juga langsung memberikan sanksi kepada 266 pegawai yang tidak hadir pada acara tahun baru Islam di Pendopo itu dengan menjemur selama tiga jam. Bambang juga akan memberikan sanksi lebih tegas lagi kepada staf dan pejabat, mulai dari pemotongan tunjangan kinerja satu sampai dua bulan. “Pada staf biasa diberikan sanksi satu bulan potong kinerja dan pejabat dua bulan,” ujarnya.
Untuk langkah awal, kata Bupati, akan memberikan sanksi menjemur pegawai pada enam SKPD itu dulu. Sebenarnya pegawai yang tidak mendapatkan sanksi pada pagi hari akan dilanjutkan pada siang hari sekitar pukul 13.00 WITA.
Namun, sayang saat semua pegawai sudah terkumpul di lapangan Beringin dan Bupati tengah mengarahkan, tiba-tiba hujan disertai angin kencang dan petir muncul. Ratusan pegawai yang sedianya akan menerima sanksi kabur dan lari menyelamatkan diri. Bahkan, sebagian besar yang sudah basah terkena hujan.
Langkah tegas itu dilakukan Bupati karena selama ini kepedulian dan tingkat kehadiran para pegawai dalam acara keagamaan dan lainnya kurang. Bahkan, saat acara 1 Muharam di Pendopo, hanya sebagian kecil yang hadir.
Padahal, menurut pengakuan Kabag Kesra Setda, Drs. Julkifli, semua pegawai sudah diberikan undangan. Demikian juga kursi sudah yang disediakan banyak. “Jika pada momentum berikutnya pegawai tidak hadir lagi akan dipotong tunjangan kinerjanya,” ancam Bupati.
Sejumlah kalangan menilai langkah yang dilakukan Bupati ini perlu diapresiasi. Selama ini tingkat kedisiplinan pegawai di Dompu masih rendah. Terkadang mereka datang pagi hanya untuk mengisi absen dan datang sore juga untuk mengisi absen. Tentu saja kenyataan ini perlu diberikan semacam terapi kejut agar mereka sadar bahwa pegawai sebagai pelayan masyarakat.
“Saya apresiasi apa yang dilakukan oleh Bupati Dompu,” ujar Rahman, warga Dorotangga yang aksi jemura ratusan pegawai itu.
Katanya, tindakan itu jangan hanya sesaat, tetapi terus dilakukan agar pegawai terbiasa bersikap disiplin. (BE.15)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.
