Kota Bima, Bimakini.com.-Rumah Hasanudin (60), warga RT 05 31 20 Kelurahan Sarae Kecamatan Rasasanae Barat Kota Bima menjadi sasaran amuk massa. Rumah tersebut menjadi sasaran lantaran warga mencurigai Hasanudin sebagai penyantet.
Peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 21.30 WITA, kemarin. Puluhan warga mendatangi rumah Hasanudin dan langsung melempari menggunakan batu dan balok. Akibatnya, atap rumah yang terbuat dari genteng rusak.
Informasi yang dihimpun, sebenarnya pelemparan itu sudah direncanakan sebelumnya oleh para pelaku. Keluarganya mendatangi rumah Ketua RT O5 yang mengabarkan akan bertindak terhadap dugaan itu. Tidak hanya itu, mereka juga sempat meminta Ketua RT memanggil Hasanudin untuk mengelarifikasi. Hanya saja, saat diminta Hasanudin tidak mau keluar rumah.
Lantaran sikap Hasanudin itu, Ketua RT pun merencanakan memanggil tokoh masyarakat. Namun, saat dipanggil, kelompok warga justru melempar rumah Hasanudin.
Tidak lama setelah pelemparan, aparat Kepolisian mendatangi lokasi dan para pelaku kabur. Usai peristiwa ini korban beserta anak dan istri diungsikan untuk sementara waktu ke Mapolsek.
Berdasarkan informasi, dugaan menyantet ini mencuat setelah dua warga yang tidak lain keluarga Har mengalami sakit pencernaan. Tuduhan pun mengarah kepada Hasanudin.
Lurah Sarae, Idham, SH, yang dikonfirmasi sesaat setelah kejadian secara tidak langsung mengakui aksi pelemparan yang dilakukan puluhan warga ini terkait dugaan santet yang dilakukan Hasanudin. Sebenarnya, malam itu sudah ada upaya yang dilakukan oleh pihak kelurahan.
Namun, katanya, saat dalam perjalanan, pihaknya kemudian dihubungi oleh Ketua RT yang menyebutkan bahwa perusakan rumah sedang berlangsung.
“Setelah mendengar kabar dari Ketua RT, saya lantas mendatangi Mapolsek,” ujarnya.
Hanya saja, saat itu pihak Kepolisian sudah mendengar peristiwa tersebut dan sudah berada di lokasi.
Selanjutnya, menyusul peristiwa ini kelurahan akan menggelar musyawarah untuk mencari solusi mengenai tudingan santet yang menjadi akar masalah. Sebab, berdasarkan informasi yang diterima korban pengerusakan dengan Har merupakan keluarga, sekaligus tetangga. “Memang masalah isu santet ini sulit dibuktikan,” katanya.
Untuk meredam dan mengantisipasi gejolak massa, pihaknya akan menyosialisasikan lebih lanjut kepada masyarakat.
Diakuinya, seminggu sebelumnya, isu santet juga terjadi di RT 06. Namun, setelah dimediasi masalahnya dapat diselesaikan secara kekeluargaan. “Selanjutnya kita akan berkoordinasi dengan Ketua RT dan Polmas,” tandasnya.
Hasanudin yang dituding menyantet terlihat pasrah terhadap masalah yang menimpanya. Diakuinya, bukan kali ini saja dituduh seperti itu. Sekitar tahun 1990 dia juga pernah dituduh.
“Saya juga heran, saya juga nggak pernah masuk rumah orang,” bantahnya. (BE.16)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.