Bima, Bimakini.com.-Perwakilan mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Donggo dan Soromandi (Himdos) mendatangi DPRD Kabupaten Bima, Jumat (1/11). Kehadiran para mahasiswa ini meminta ketegasan Ketua DPRD Kabupaten Bima, Drs. H. Muchdar Arsyad, dalam menyampaikan aspirasi perbaikan jalan lingkar Utara di Kecamatan Donggo dan Soromandi ke Gubernur dan DPRD Provinsi NTB.
Sebelumnya, Himdos sempat bentrok dengan aparat keamanan terkait tuntutan perbaikan jalan lintas Soromandi. Kali ini mereka meminta agar ada keberpihakan yang ditunjukkan oleh legislative dalam merespons tuntutan masyarakat.
Belasan mahasiswa yang dipimpin koordonator lapangan, Aidin Mustofa, diterima Ketua DPRD Drs. H. Muchdar Arsyad, anggota Muhammad Aminurlah, Sekwan dan lainnya. Saat itu, mahasiswa menanyakan ketegasan DPRD memerjuangkan tuntutan mereka ke Gubernur dan DPRD NTB.
Anggota Himdos, Sadam, yang dikonfirmasi usai pertemuan menyebutkan, pihaknya kembali menyambangi Dewan untuk menanyakan ketegasan Ketua Dewan. Sebelumnya dalam aksi unjuk rasa yang berakhir bentrok, Ketua Dewan meminta waktu selama dua hari untuk memberikan jawaban atas pemintaan mahasiswa.
“Alhamdulillah, sudah ada keputusannya. Dewan akan berangkat ke Mataram bersama kami untuk menghadap Gubernur dan DPRD Provinsi NTB,” katanya.
Sesuai kesepakatan pula, agar diketahui publik Ketua Dewan akan menyampaikan keputusannya ini kepada mahasiswa dan masyarakat Kecamatan Donggo dan Soromandi. Penyampaian tersebut akan dilakukan Sabtu (2/11). Tujuannya untuk menghindari pikiran negatif dari masyarakat.
Disebutkannya, sebelumnya pihaknya membawa aspirasi menuntut perbaikan jalan lingkar Utara di Kabupaten Bima tersebut lantaran kondisi jalan belum diperbaiki sejak sekitar 11 tahun lalu.
Katanya, ruas jalan tersebut dibuka saat kepemimpinan Bupati Bima H. Zainul Arifin. Namun, belakangan jalan tersebut diambil- alih oleh Provinsi NTB. Sempat ada perbaikan, namun hanya sampai kawasan Wadu Pa'a.
Dari Wadu Pa’a hingga ujung kecamatan yang panjangnya sekitar 47 kilometer belum tersentuh aspal. “Hanya sempat dikasi batu sebesar kepalan tangan,” terang Sadam.
Akibat infrastruktur yang jauh dari layak ini, katanya, ekonomi masyarakat tidak berkembang justru jalan ditempat. Akibat jalan rusak ini kendaraan masyarakat cepat rusak karena harus menghadapi medan berat. Namun, hal yang lebih utama, hasil pertanian seperti bawang, padi, dan jagung tidak bisa maksimal dikelola.
“Padahal Kecamatan Soromandi ini salahsatu penghasil bawang dengan kualitas bagus di Indonesia,” katanya.
Ketua DPRD Drs Muchdar Arsyad mengamini soal rencana ke Mataram atas desakan mahasiswa tersebut. Pihaknya akan berkoordinasi dengan provinsi dengan bersurat dahulu. “Ada langkah-langkah yang harus kita lewati, yakni bagaimana mengomunikasikan secara intensif ke Gubernur dan DPRD Provinsi,” terangnya.
Rencanannya, DPRD akan menemui Gubernur dan DPRD dengan membawa instansi terkait yakni, Dinas PU, Bappeda, dan Bagian Bina Program Setda.
Anggota DPRD Kabupaten Bima, Muhammad Aminurlah, SE, menambahkan rencananya akan mengajak anggota wakil rakyat Dapil Kecamatan Donggo dan Soromandi tersebut. Mereka harus ikut, karena merupakan bagian langsung masyarakat setempat.
Ditanyai mengenai proyeksi kebutuhan dana untuk perbaikan infrastruktur tersebut? Aminurlah menjawab diperkirakan jalan tersebut akan membutuhkan dana sekitar Rp50 miliar. Belum lagi untuk membangun jembatan yang jumlahnya belasan unit.
Dana tersebut sepenuhnya dari Provinsi NTB, karena mengacu pada Keputusan Gub NTB Nomor 558 Tahun 2010 tentang penetapan ruas jalan. (BE.16)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.
