Kota Bima, Bimakini.com.-Memudarnya nilai-nilai kebangsaan menyebabkan konflik mudah terjadi di tengah kehidupan masyarakat. Nilai kebangsaan itu adalah memudarnya nilai-nilai {ancasila yang terkandung dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Hal itu diungkapkan oleh pengurus DPP KNPI, Nimran Abdurrahman, SH, MH, saat lesehan empat pilar kebangsaan yang diadakan oleh Pusat Studi Konflik Agama dan Budaya (Puskab) NTB di aula SMKN 3 Kota Bima, Kamis (7/11) bekerja sama dengan Kementerian Dalam Negeri, Dirjen Kesbangpol.
Sebelumnya, kata Nimran, nilai-nilai Pancasila mampu mengeratkan persatuan dan kesatuan, namun kini kenyataannya semakin rapuh. Nilai-nilai kemanusiaan sebagai pedoman Negara Indonesia juga luntur.
“Jika ingin perbaiki keadaan bangsa Indonesia saat sekarang setiap keputusan atau kebijakan pemerintah harus berpatok pada Pancasila, di dalam Pancasila mewakili suara rakyat. Nilai yang terkandung dalam Pancasila adalah saling menghargai, gotong-royong, dan musyawarah-mufakat,” ungkapnya.
Drs. Syech Faturrahman, MA, mengatakan pada gagasan 4 Pilar dilakukan oleh Taufik Kiemas terdapat hal janggal yang terjadi. “Padahal. Bung Karno tidak pernah menyatakan bahwa dalam pilar kebangsaan yaitu satu tiada lain tiada bukan adalah Pancasila,” ujarnya.
Dikatakannya, saat ini terdapat perbedaan, apa yang tidak boleh dilakukan oleh pancasila tapi bisa dikatakan UUD 1945. “Hal ini lah yang membuat atau dengan suburnya konflik bisa terjadi. Membangunan Negara ini berawal dari masyarakat komunal. Membangunan bangsa Indonesia saat dulu ada dalam kebutaan, ketidaktauan masyarakat saat itu. Padahal, yang terjadi ssat itu sedang terjadinya perperangan dingin anatara negara komunis dan negara kapitalis,” ujarnya.
Ironisnya, kata dia, nilai-nilai baru ini belum sepenuhnya dipahami dan dimengerti. Namun, nilai-nilai lama sudah mulai ditinggalkan dan dilupakan. Tanpa disadari, generasi penerus bangsa bergerak semakin menjauh dari Pancasila sebagai jatidiri bangsa yang bercirikan semangat gotong-royong. (BE.16)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.