(Sarujin bin Abdurakhim)
Tidak akan terbantahkan oleh argumen apapun bahwa pemuda merupakan aset, tulang-punggung bangsa yang sangat mahal dan sangat berharga. Banyak fakta sejarah dan dokumen negara yang terukir abadi sebagai bukti bahwa para pemuda telah menyuguhkan sesuatu yang terbaik kepada Ibu Pertiwi. Peristiwa sarat historis yang dilakoni para tokoh pemuda puluhan tahun silam merupakan media perekat dari berbagai keragaman yang tersebar di seluruh Nusantara, dan menjadi cikal bakal terbentuknya negara kesatuan republik Indonesia.
Para duta pemuda dari berbagai suku, agama, etnis, dan golongan itu berhasil merumuskan Sumpah Pemuda “Kami Putra-Putri Indonesia Mengaku Berbangsa satu bangsa Indoneis, Bertanah air satu tanah air Indonesia, Menjunjung bahasa persatuan Bahasa Indonesia. “
Momentum peringatan hari Sumpah Pemuda pada tahun 2013 ini diharapkan tidak sekadar serimonial atau rutinitas saja, tetapi semua pihak harus mampu memaknainya dengan sesuatu yang urgensi bagi kemajuan nusa dan bangsa. Potensi para pemuda sangat strategis untuk merestorasi bangsa besar yang tengah karut-marut ini. Sang proklamator Ir. Soekarno berpesan, “Berikanlah aku 1000 orangtua, maka kami akan mengangkat satu motor, pada posisi lain berikanlah aku 10 orang pemuda, maka kami akan mengangkat gunung besar “. Pernyataan sang orator kelas dunia itu menggambarkan betapa hebatnya kemampuan para pemuda, sedangkan kaum tua sangat terbatas.
Semangat dan gelora para pemuda harus diskenariokan supaya direalisasikan pada ranah-ranah positif dalam mengisi kemerdekaan. Tidak disalahgunakan untuk anarkis, tawuran, geng motor, Narkoba, seks bebas, Miras, judi, sabung ayam, dan segudang perbuatan pemuda yang negatif lainnya. “Sesungguhnya telah ada pada Nabi Muhammad teladan yang baik bagi siapa yang mengharapkan anugrah Allah dan ganjaran pada hari kemudian, serta banyak mengingat Allah (Al-Ahzab: 21).
Kehadiran Nabi Muhammad SAW sebagai sosok pemuda di pentas bumi persada membawa perubahan yang sangat signifikan dalam merenovasi peradaban dunia dari alam jahiliah menuju alam yang mulia. Kesabaran dan ketabahan berpuluh-puluh tahun Nabi Muhammad SAW, sebagai seorang pemuda produktif dan kreatif bekerja keras untuk memetik rejeki Tuhan yang turun dari langit dan yang muncul dari bumi. Pada misi religi, beliau gemilang menebarkan nilai-nilai religius serta akhlak mulia ke segala penjuru dunia. Rintangan dan tantangan selalu menghadang di depan mata, namun dengan sokongan kekuasaan dari Yang Maha Kuasa dan dibarengi semangat yang membaja kendala yang dihadapi mampu dihadapi-Nya. “Pemuda yang paling baik adalah yang dengan gagah perkasa mengatakan, ini merupakan hasil karya yang telah kami lakukan, tetapi tidak menyatakan ini merupakan hasil pemberian orangtua kami yang harus diwariskan (Syair Arab).
Inti dari syair ini menggambarkan kreativitas anak muda yang selalu banting tulang dan peras keringat guna menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi diri, keluarga, agama, dan bangsanya. Tidak ada istilah tidak bisa bagi orang yang mau berusaha. Banyak jalan menuju Roma, tetapi kita harus merintis sendiri jalan yang menuju Roma itu.
Pada sisi lain, para orangtua harus memberikan contoh perbuatan positif untuk diikuti dan panutan bagi para pemuda. Kenakalan orangtua yang korup uang dan darah rakyat sangat fatal akibatnya bagi bangsa dan negara. Terapi menyembuhkan kondisi bangsa yang sedang menderita penyakit akut harus dimulai dari pemimpin, pejabat, dan pemegang kekuasaan.
Pemuda pengestapet cita-cita bangsa harus diselamatkan dan menyelamatkandiri dari berbagai virus penyakit sosial yang mewabah di mana-mana. Di pundak merekalah nasib bangsa ini dititipkan, merekalah arsitektur ulung sebagai perancang model bangsa Indonesia raya yang bagaimana yang akan terwujud pada masa akan datang. Kemajuan atau kemunduran, hitam atau putih warna Indonesia raya ini pada dekade ke depan di tangan para pemudalah jawabannya.
Pesan mendiang mantan presiden Amerika Serikat kepada rakyatnya, “Janganlah engkau menunggu sesuatu yang dapat diberikan oleh bangsa dan negara kepadamu, tetapi berpikir dan berbuatlah sesuatu yang dapat dipersembahkan kepada bangsamu”.
Selamat merayakan hari Sumpah Pemuda, selamat bereuforia, dan selamat mengencangkan ikat pinggang dalam rangka mengisi kemedekaan.
Guru SMAN I Kota Bima
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.
