Kota Bima, Bimakini.com.-Tiga pelajar Sekolah Menengah Kesehatan (SMK) Dompu mengamen di areal perempatan Gunung Dua, Kota Bima.
Pelajar setemapt, Adik, mengaku datang ke Bima sejak dua hari lalu dan memilih mengamen bukan tidak mampu, justru bersama temannya ingin mengekspresikan diri terhadap alam dan bangsa ini. Itu bentuk kreativitas anak bangsa.
Diakuinya, dalam sehari uang yang dikumpulkan tidak menentu. Selama dua hari baru mencapai Rp200 ribu. Kadang ada yang memberi itu Rp10 ribu dan Rp1.000, bergantung pada orang tersebut. “Karena kami tidak memaksa,” katanya.
Katanya, sebagai generasi datang ke Bima ingin mencari pengalaman baru dan hal seperti ini memang jarang dilakukan, terutama pelajar. “Kami selesai mengamen, datang pulang ke Dompu kalau waktu sekolah yang sekolah. Kalau pun ada pekerjaan rumah yang diberikan, kami tidak mengabaikan hal itu kami tetap kerja PR yang diberikan oleh guru,” katanya di lokasi, Rabu.
Dikatakannya, banyak catatan sejarah yang berhasil karena dunia music. Ada juga kebanyakan orang yang tidak berhasil karena musik dan itu kembali pada ikhtiar.
“Meskipun kami di sekolah yang datang mengamen sebagai hobi saja dan bukan biaya sekolah. Ini melatih mental untuk berbicara dan menyanyi di depan umum dan kemudian melihat perkembangan Kota dan Kabupaten Bima,” katanya.
Selain melatih diri, katanya, ingin mencari suasana baru dalam pengembangan pengalaman bersifat positif.
Dia berharap kepada pemerintah agar memerhatikan anak yatim-piatu dan telantar agar dapat memberikan jaminan kesehatan dalam upaya mewujudkan misi bangsa dan cita-cita luhur generasi mudah. (K03)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.
