Kota Bima, Bimakini.com.-Pengurus Cabang (PC) Pergarakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Bima, Kamis (23/1) dikukuhkan di aula SMKN 3 Kota Bima. Pelantikan dilakukan oleh Pengurus Besar (PMII), Agif Alqadri. Pengurus yang dilantik adalah Bunyamin Yakub, Sebagai Ketua Umum dan Burhan sebagai Sekretaris Umum. Sedangkan Dzul Amrirulhaq, SPdI ditunjuk sebagai Ketua Dewan Pembina Cabang PMII Bima.
Hadir dalam pelantikan itu, Ketua KNPI Kota Bima, Syarifuddin Lakuy, SH sekaligus membuka pelentikan. Diharapkannya PMII Bima mampu membangun semengat perjuangan dan harus memiliki cita-cita besar. Termasuk terlibat dalam pencerahan atau pendidikan politik bagi masyarakat. “Kita akan memasuki momen Pemilu Legislatif dan Pilpres, PMII harus mampu member pencerahan politik,” ujarnya.
Mahasiswa yang bergelut dengan pergerakan, kata Syarifuddin harus menjadi bagian penting bangsa. Termasuk menjadi pemimpin politik. “Tidak hanya oleh anak-anak saudagar atau anak raja, tapi juga mahasiswa yang berkecimpung dalam pergerakan,” katanya.
KNPI Kota Bima, kata dia, sebagai wadah Organisasi Kepemudaaan sudah memasuki akhir periode kepengurusan Desember 2013. Diperpanjang enam bulan untuk menyelenggarakan Musda. Diharapkannya dinamika keras dalam ajang Musda, bisa berubah kea rah musyawarah mufakat.
Ketua Pembina PC PMII Bima, Dzul Amirulhaq, SPdI mengatakan komitmen untuk membina organisasi ini. PMII Bima hadir tahun 2004 dengan status karateker dan 2006 baru menjadi cabang penuh. “Saya akan ikut membina kader, bukan membinasakan. Tapi saya mengajak semua kader untuk menegakkan shalat,” ujarnya.
Jangan sampai, kata dia, lebel Islam dalam organisasi kemahasiswaan berujung pada perilaku menegak miras, narkoba dan perilaku korupsi. Perubahan harus dapat diwujudkan, meski dalam skala local. “PMII jangan selalu identik dengan jalanan, tapi sesekali menggunakan otak,” ingatnya.
Sementara itu, Pengurus Besar PMII Agif Alqadri, mengatakan momentum pelantikan PMII harus menjadi titik gerakan perubahan dalam skala lokalitas. Sebagai organisasi pergerakan harus bisa membaca realitas yang ada dan bisa mengintervensinya. “Jangan sampai perubahan itu berlalu begitu saja. Jangan sampai lengah dam juga perlu membangun kebersamaan dalam membuat perubahan,” ingatnya.
Sebagai organisais kader, kata dia, harus mempertajam pengetahuan dan membangun budaya produktif. Kampus harus dijadikan sentrum gerakan dan pengetahuan. (BE.16)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.