Kota Bima, Bimakini.com.- Akademi Kebidanan (Akbid) Harapan Bunda sebagai salahsatu lembaga pendidikan kesehatan bonafid di Bima terus fokus pada terapan akademik ilmu kebidanan. Lembaga juga mencetus sejumlah kegiatan yang berorientasi pada pengabdian masyarakat. Kegiatan semacam itu sebagai trend lembaga yang tidak mengarah pada ‘menara gading’.
Jumat pagi, sejumlah dosen Akbid Harapan Bunda menggelar pengabdian masyarakat dengan disain program berupa penyuluhan bidang kesehatan bagi pelajar. Kegiatan dihelat di ula SMAN 1 Kota Bima.
Penyuluhan itu disampaikan Retno Wulansari, S.SIT dan bertema bahaya kanker payudara.
Penyuluhan tersebut, kata Pembantu Direktur (Pudir) I Akbid Harapan Bunda, Rostinah, S.KM, M.Kes, untuk memberikan pemahaman dini pada para pelajar SMAN 1 Kota Bima, khususnya pelajar perempuan, terkait bahaya kanker dan cara penanganan dini yang diisitilahkan para dosen sebagai Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI).
Retno menyampaikan payudara merupakan aset paling berharga yang perlu dijaga dan dirawat maksimal. Katanya, payudara sebagai wadah menyusui (ASI) bagi calon ibu seperti para pelajar, sehingga kesehatannya perlu dijaga.
Payudara, suluhnya, sangat rentan terhadap kanker. Kanker terbagi dalam dua jenis, ada yang jinak dan ganas. Pada wanita acapkali menyerang payudara.
Dijelaskannya, ciri wanita terkena kanker payudara adalah ada benjolan yang tidak normal. Menurut medis , kanker payudara terjadi karena pembelahan sel yang tidak sewajarnya (abnormal) dan menjalar pada pembelahan secara terus- menerus dan awalnya menjadi tumor (ada yang ganas dan jinak).
Hingga kini, kata Retno, belum diketahui apa penyebab dari kanker payudara tersebut. Diprediksi penyebabnya karena gizi buruk, alkohol, pengaruh rokok langsung dan tidak langsung, termasuk konsumsi lemak berlebihan.
Dikatakannya, kanker pada para pelajar dapat ditangani dalam berbagai cara. Misalnya impektomi atau pengangkatan tumor yang bersarang di payudara. Masektomi atau pengangkatan seluruh jaringan (pengangkatan seluruh payudara), dengan cara radiasi untuk membunuh sel kanker dan kometerapi atau pemberian obat-obatan antikanker.
SADARI, jelasnya, merupakan langkah dini untuk mengetahui dan menghindari kanker yang bersarang pada payudara. Khusus bagi pelajar, mesti mengetahuinya. “Jangan malu mengetahui ilmu yang berkaitan dengan kanker payudara. Minimal dapat mengetahui secara dini dan dapat pula berbagai pengetahuan pada teman lainnya,” kata Retno.
Beberapa cara SADARI, jelasnya, yakni memerhatikan seluruh payudara melalui cermin atau dengan cara lain. Dengan cara itu, dapat dilihat apakah payudara sudah terkena kanker atau tidak. Kalau ada keluar cairan merah menyerupai nanah pada bagian vital payudara (puting), atau terlihat ada benjolan di bagian dalam payudara secara terus-menerus dan tidak berubah tempatnya, maka itu adalah gejala kanker payudara.
Jika ciri-ciri seperti itu tampak, katanya, maka segeralah memberitahukan orangtua dan segera dikonsultasikan pada dokter ahlinya. “Jangan bertindak sendiri,” ingatnya. (K05/Advertorial)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.